Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang ditutup anjlok, dengan indeks Topix membukukan penurunan paling tajam sejak 15 Maret 2011, menyusul hasil referendum Inggris yang memutuskan Inggris akan keluar dari Uni Eropa.
Indeks Topix ditutup anjlok 7,3% ke posisi 1.204,48. Sementara itu, indeks Nikkei 225 Stock Average ditutup merosot 7,9%ke level 14.952,33. Seiring dengan melonjaknya nilai tukar yen, bursa Jepang juga membukukan penurunan terbesar di antara bursa Asia lainnya.
Pagi tadi, bursa Jepang dibuka menguat setelah hasil sementara menunjukkan pemilih ”Tetap” memimpin dan investor mengharapkan hal tersebut. Namun, semuanya berbalik dengan cepat setelah hasil pemungutan suara berubah drastis hingga kubu Brexit memimpin.
Yen melonjak dari 103 ke 99 per dolar AS dalam waktu kurang dari satu menit setelah opsi Brexit dipastikan memenangkan pemungutan suara.
“Semuanya menggila, saya tidak pernah melihat pasar seperti ini sebelumnya,” kata Hiroaki Hiwada dari Toyo Securities Co. seperti yang dikutip Bloomberg.
Volume perdagangan melonjak setelah investor bereaksi terhadap berita mengejutkan akan Brexit, dengan jumlah transaksi hamper meyentuh dua kali lipat dari rata-rata perdagangan dalam 30 hari terakhir.
"Penurunan tajam di bursa Jepang tampaknya merupakan reaksi berlebihan karena indeks hanya sedikit eksposur langsung terdahap Inggris," kata Sean Darby, kepala analis saham global dari Jefferies Group LLC.