Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah yang sudah menguat drastis rawan terdepresiasi di awal minggu ini menjelang FOMC meeting.
Pagi ini, rupiah juga terpantau dibuka melemah 0,35% atau 47 poin ke Rp13.341 per dolar AS.
Namun demikian, Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menilai dalam jangka menengah penguatan rupiah masih dapat berlanjut lagi. Hal itu pun telah dikemukakan Bank Indonesia yang memprediksi rupiah bisa menguat hingga Rp13.000 pada akhir tahun ini.
"Selain FOMC meeting, RDG BI juga ditunggu Kamis mendatang. Peluang pemangkasan BI rate meningkat saat ini melihat data ekonomi yang ada," paparnya dalam riset,
Sementara itu, setelah sempat tertekan dalam akibat gagalnya data ekonomi AS mengonfirmasi ekspektasi kenaikan FFR target, indeks dolar AS mulai terpantau menguat lagi menjelang FOMC meeting yang dijadwalkan Selasa minggu ini dan akan disimpulkan pada Kamis dini hari.
Walaupun peluang kenaikan FFR target hampi tidak mungkin, spekulasi mengenai pengetatan moneter yang segera diperkirakan muncul lagi awal minggu ini sehingga meminta dollar yang lebih kuat.