Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PROYEK PLTU: Financial Close US$4 Miliar Milik UNTR Diprediksi Meleset

Target penyelesaian pembiayaan proyek pembangkit listrik tenaga uap senilai US$4 miliar, milik PT United Tractors Tbk. diproyeksi sedikit meleset dari target yang dipatok perseroan.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Target penyelesaian pembiayaan proyek pembangkit listrik tenaga uap senilai US$4 miliar, milik PT United Tractors Tbk. diproyeksi sedikit meleset dari target yang dipatok perseroan.

Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K. Loebis menuturkan penyelesaian pembiayaan (financial close) masih melengkapi dokumen yang dibutuhkan. Target awalnya, perseroan memerkirakan financial close bakal rampung pada Juli 2016.

"Estimasi awal sekitar Juli 2016, tapi kami tidak pernah memastikan. Tidak bisa dibilang meleset. Kemungkinan financial close Agustus baru selesai," ujarnya, Senin (13/6/2016).

Memang, Direktur Utama PT United Tractors Tbk. Gidion Hasan menuturkan financial close proyek power plant diproyeksi rampung Juli. Setelah proses financial close itu rampung, proyek PLTU akan langsung dimulai konstruksi.

Emiten bersandi UNTR itu menggenggam 25% saham PLTU Tanjung Jati B unit 5 dan 6 dengan investasi US$4 miliar setara dengan Rp52,81 triliun. Proyek PLTU berkapasitas 2x1.000 MW tersebut, perseroan menggandeng Sumitomo Corporation dan Kansai Electric Power Co. Inc., dengan kepemilikan masing-masing sisanya 50%.

Kebutuhan dana itu, sambungnya, akan dicukupi dari 20% ekuitas masing-masing pemegang saham. Sisanya, usaha patungan itu akan mencari pinjaman perbankan US$3,2 miliar.

Perseroan menyiapkan dana hingga US$200 juta untuk investasi PLTU dari kepemilikan 25% saham. Total ekuitas yang bakal dikumpulkan dari tiga perusahaan patungan itu mencapai US$800 juta.

Sementara, total pinjaman untuk proyek tersebut mencapai sebesar US$1,2 miliar akan dipenuhi dari Japan Bank of International Cooperation (JBIC). Sisa dana pinjaman diklaim telah mendapatkan komitmen dari enam perbankan.

Pasokan batu bara akan diperoleh dari PT Pamapersada Nusantara (Pama), anak usaha UNTR, sebesar 30%. Secara keseluruhan, kebutuhan batu bara untuk power plant mencapai 7,5 juta ton per tahun.

Sara menambahkan, penjualan alat berat UNTR hingga April 2016 terbilang melorot bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sejak awal tahun, penurunan mencapai 29% dengan target akhir 2016 sebanyak 2.000 unit.

Penjualan terbesar dikontribusi dari divisi alat berat konstruksi yang mencapai 40%-50%. Padahal, divisi ini pada tahun lalu hanya memberikan sumbangsi penjualan sekitar 30%.

Secara bulanan, penjualan kendaraan alat berat mencapai 150-200 unit. Diproyeksikan, penjualan kendaraan alat berat mencapai 1.000 unit pada paruh pertama tahun ini.

Dari sisi belanja modal (capital expenditure/Capex) perseroan telah menyerap 13% dari total anggaran US$200 juta hingga US$250 juta. Diperkirakan, paruh kedua tahun ini, belanja modal baru akan terserap lebih banyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper