Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Komoditas Karet Diyakini Dapat Dongkrak Kesejahteraan Petani

Pemerintah meyakini program integrasi penanaman jagung di perkebunan karet dapat mendongkrak pendapatan petani karet yang saat ini melemah akibat rendahnya harga jual komoditas itu.
Karet/ilustrasi
Karet/ilustrasi

Bisnis.com, BANYUASIN - Pemerintah meyakini program integrasi penanaman jagung di perkebunan karet dapat mendongkrak pendapatan petani karet yang saat ini melemah akibat rendahnya harga jual komoditas itu.

Kementerian Pertanian pun kemudian mencanangkan program gerakan integrasi karet—jagung dan sawit—jagung dengan target penanaman hingga satu juta hektare secara nasional.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan program integrasi tersebut merupakan solusi jangka panjang untuk meningkatkan kesejahteraan petani karet.

“Petani [karet] bisa sejahtera kalau ada tumpang sari atau integrasi dengan tanaman lain. Petani harus mau membangunkan lahan tidur yang ada selama ini,” katanya saat kunjungan gerakan penanaman perdana intercropping tanaman karet dengan jagung di Desa Pulau Harapan, Kecamatan Sembawa, Kabupaten Banyuasin, Kamis (9/6/2016).

Dia memaparkan jagung merupakan komoditas strategis yang bernilai tambah bagi petani karet, apalagi harga tanaman itu sudah dijamin pemerintah yang mana berkisar Rp3.000 per kilogram. Selain itu, pemerintah juga telah menyiapkan pemasarannya dengan menggandeng Bulog untuk menyerap panen petani.

Andi menghitung potensi pendapatan petani karet dengan menanam jagung bisa mencapai Rp90 juta – Rp120 juta per tahun. “Asumsinya dengan panen Rp30 juta per ha per tiga bulan, jika petani panen tiga kali dalam setahun maka pendapatannya bsia mencapai Rp90 juta per tahun,” jelasnya.

Sementara pendapatan petani dengan hanya mengandalkan panen karet hanya berkisar Rp21 juta per tahun dengan asumsi harga karet di level Rp4.500 per kg dan produksi sebanyak 100 kg per ha.

Dia memaparkan nantinya intercropping karet dengan jagung itu bisa dilakukan petani di lahan yang sudah tua atau perlu peremajaan. “Daripada petani ‘panen’ rumput buang uang kan karena harus menggunakan herbisida, belum lagi tenaga kerjanya. Kalau ditanami jagung lahan malah jadi optimal, ini masalahnya petani malas,” ujarnya.

Andi mengatakan program integrasi karet-jagung itu akan diterapkan di seluruh daerah yang memiliki perkebunan, seperti di Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Jawa.

Menurutnya, program itu telah dicoba di Sumatra Barat seluas 13.000 ha dan tergolong berhasil. Dia berharap keberhasilan serupa juga terjadi di provinsi lain, terutama Sumatra Selatan.

Dalam kesempatan yang sama, Dinas Perkebunan Sumsel mencatat terdapat potensi luasan lahan karet 150.000 untuk ditanami jagung. Kepala Dinas Perkebunan Sumsel Fakhrurrozi mengatakan potensi itu merupakan kebun karet yang sudah tua dan perlu segera diremajakan. “Potensinya semua kebun karet yang memerlukan replanting, itu bisa saja ditanami jagung dengan pola integrasi tadi,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dinda Wulandari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper