Bisnis.com, JAKARTA – Harga nikel untuk kontrak September 2016 di Shanghai Futures Exchange melemah pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (8/6/2016).
Harga nikel ditutup melemah dalam rentang lebih kecil sebesar 0,33% atau 230 poin ke level 68.740 yuan/metrik ton, setelah dibuka dengan pelemahan sebesar 0,68% atau 470 poin di level 68.500 yuan/metrik ton.
Pelemahan harga nikel pada perdagangan hari ini mengakhiri reli penguatan selama tiga hari sebelumnya. Pada perdagangan kemarin (7/6/2016), harga nikel ditutup dengan penguatan sebesar 0,80% atau 550 poin ke level 68.970 yuan/metrik ton.
Seperti dilansir Reuters, nikel membukukan kenaikan ke level tertingginya dalam tiga minggu di tengah kekhawatiran akan potensi gangguan suplai di Kolombia dan Filipina.
Serikat pekerja Cerro Matoso, tambang ferro-nickel terbesar kedua dunia, di Kolombia menyatakan rencananya untuk tetap akan melancarkan aksi mogok mulai tanggal 14 Juni nanti.
Sementara itu, Presiden terpilih Filipina Rodrigo Duterte memperingatkan perusahaan tambang yang kegiatannya telah mengancam keberlangsungan lingkungan selama ini untuk merubah prakteknya. Jika tidak, perusahaan-perusahaan tambang tersebut terancam ditutup.
“Isu apapun mengenai suplai benar-benar membantu mendorong sentimen,” kata Mike Dragosits, ahli strategi komoditas senior TD Securities di Toronto, kepada Bloomberg.
Pergerakan Nikel di Shanghai Futures Exchange untuk kontrak September 2016:
Tanggal | Level | Perubahan |
8/6/2016 | 68,740 | -0,33% |
7/6/2016 | 68,970 | +0,80% |
6/6/2016 | 68,420 | +1,21% |
3/6/2016 | 67.600 | +0,21% |
2/6/2016 | 67.460 | -0,28% |
Sumber: Bloomberg