Bisnis.com, JAKARTA – Bursa emerging market menguat pada hari kedua sejalan dengan kenaikan harga minyak yang mendorong optimisme bahwa prekonomian global cukup kuat untuk menahan dampak penaikan tingkat suku bunga AS.
Indeks MSCI Emerging Markets naik 0,1% pada pukul 11.07 pagi waktu Hong Kong, dan telah mengalami penguatan sebesar 0,2% minggu ini.
Di sisi lain, indeks Shanghai Composite telah melonjak lebih dari 3% minggu ini setelah Goldman Sachs Group Inc. berprediksi bahwa saham-saham China akan disertakan ke dalam indeks global MSCI.
Seperti dilansir Bloomberg hari ini, indeks MSCI Emerging Markets yang berisikan pergerakan saham negara berkembang melaju ke penguatan mingguan kedua setelah pertemuan OPEC minggu ini menyatakan bahwa pasar minyak global sedang membaik.
Mata uang rupiah Indonesia dan baht Thailand memimpin penguatan mata uang negara berkembang hari ini menjelang rilis laporan ketenagakerjaan AS yang dapat memastikan waktu penaikan suku bunga AS oleh The Fed.
Para pedagang juga sedang menanti hasil referendum bulan ini yang akan memutuskan apakah Inggris akan hengkang dari Uni Eropa atau tidak.
“Rebound pada harga minyak telah memberikan efek positif pada saham-saham emerging market,” kata Danny Wong Teck Meng, chief executive officer Areca Capital Sdn. di Kuala Lumpur. “Pasar masih tidak pasti akan keputusan The Fed, masih ada juga ketidakpastian akan Brexit. Pasar bereaksi positif pasca penaikan pertama suku bunga (AS), hal itu dapat terjadi lagi.”
Harga minyak mentah global kemarin ditutup dengan rebound dengan adanya penurunan pasokan minyak mentah AS dan kegagalan kesepakatan pembatasan produksi OPEC.
Brent untuk pengiriman Agustus naik 32 sen ke level US$50,04 per barel di ICE Futures Europe exchange. Sementara itu, West Texas Intermediate untuk pengiriman Juli naik 16 sen ke level US$49,17 per barel di New York Mercantile Exchange.