Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SMDR Incar Akuisisi Terminal Peti Kemas

Emiten pelayaran PT Samudera Indonesia Tbk. tengah berencana melakukan akuisisi saham perusahaan pengelola terminal tahun ini sebagai strategi anorganik dalam mengembangkan bisnis terminal peti kemas.
PT Samudera Indonesia Tbk/Istimewa
PT Samudera Indonesia Tbk/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pelayaran PT Samudera Indonesia Tbk. tengah berencana melakukan akuisisi saham perusahaan pengelola terminal tahun ini sebagai strategi anorganik dalam mengembangkan bisnis terminal peti kemas.

Direkur Samudera Indonesia, Bani Mulia, mengatakan kapasitas pelabuhan yang akan diakuisisi mencapai kisaran 250.000 TEUS. Saat ini perseroan tengah dalam penjajakan awal dan belum sampai pada tahap uji tuntas atau due diligence. 

"Kami akan beli sahamnya. Value-nya mungkin sekitar US$50 juta. Jadi Capex kami untuk terminal bisa dipakai untuk [akuisisi] itu. Tapi kembali, semua tergantung negosiasi," jelasnya kepada Bisnis.com di Jakarta, Kamis (02/6/2016).

Bani mengatakan, ekspansi bisnis terminal merupakan salah satu prioritas perseroan dalam bertransformasi menjadi perusahaan induk atau holding jasa transportasi dan logistik terpadu. Di bisnis terminal, perusahaan berkode emiten SMDR itu teleh membentuk PT Samudera Indonesia Terminal (STI) dengan aset mencapai Rp1,5 tiliun. 

Saat ini, STI mengelola tiga terminal di Tanjung Priok, Jakarta dan satu terminal di Palaran, Kalimantan Timur. Total kapasitas terminal yang dimilik STI mencapai 850.000 TEUS. Hingga 2020, STI akan meningkatkan kapasitas terminal menjadi 1,52 juta TEUS.

Untuk ekspansi terminal, SMDR akan fokus merambah kota-kota lapis kedua seperti Banjarmasin dan Pontianak. Oleh karena itu, pembangunan terminal akan diarahkan dengan kapasitas di bawah 1 juta TEUS.

Dalam jangka panjang, SMDR juga berniat mencari pendanaan untuk STI dengan melepas saham ke publik. Samudera Indonesia juga tengah melakukan penjajakan dengan sejumlah mitra strategis untuk mengembangkan bisnis terminal melalui STI. 

Para investor yang berminat berasal dari Malaysia, Hong Kong, dan Jepang. Per kuartal I/2016, pendapatan STI mencapai Rp244,59 miliar atau tumbuh 26,13% secara tahunan.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper