Bisnis.com, JAKARTA – Reli pelemahan harga nikel untuk kontrak September 2016 di Shanghai Futures Exchange berlanjut pada perdagangan hari keempat, Selasa (24/5/2016) menyusul penurunan impor China.
Harga nikel ditutup dengan kemerosotan sebesar 0,81% atau 550 poin ke level 66.990 yuan/metrik ton, setelah dibuka di zona merah dengan pelemahan sebesar 0,96% atau 650 poin ke level 66.890 yuan/metrik ton.
Pada perdagangan Senin (23/5/2016), harga nikel ditutup anjlok sebesar 1,21% atau 830 poin ke 67.540 yuan/metrik ton melanjutkan pelemahan pada awal perdagangan.
Harga nikel ditutup melemah selama empat hari terakhir sejak mencatatkan penguatan tipis pada penutupan perdagangan tanggal 18 Mei sekaligus menyentuh level terendahnya pada perdagangan hari ini dalam tujuh minggu terakhir.
Seperti dilansir Bloomberg hari ini, pelemahan harga nikel dan sejumlah logam dasar lainnya sejalan dengan kemerosotan impor China sebesar 49% dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini menghidupkan kembali kekhawatiran terhadap permintaan dari China sebagai konsumen terbesar logam dasar.
“Kita melihat detail lebih lanjut atas data perdagangan yang tidak begitu mengesankan,” kata Mike Dragosits, senior commodity strategist TD Securities di Toronto. “Pasar membangun ekspektasi yang cukup positif dan sekarang mereka harus menurunkannya sedikit, saya rasa karena itulah terdapat sedikit penjualan.”
Pergerakan Nikel di Shanghai Futures Exchange untuk kontrak September 2016:
Tanggal | Level | Perubahan |
24/5/2016 | 66.990 | -0,81% |
23/5/2016 | 67.540 | -1,21% |
20/5/2016 | 68.370 | -0,41% |
19/5/2016 | 68.650 | -0,85% |
18/5/2016 | 69.240 | +0,03% |
Sumber: Bloomberg