Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia melemah mendekati level terendah dalam tujuh minggu terakhir karena penguatan yen membebani eksportir di Jepang dan meningkatnya spekulasi pada prospek kenaikan suku bunga acuan AS.
Indeks MSCI Asia Pacific melemah 0,8% ke posisi 125,17 pada pukul 1.03 WIB dengan seluruh sektor industri melemah. Indeks Topix di Jepang melemah 0,9% setelah yen menguat terhadap dolar AS, sedangkan indeks Shanghai Composite Index merosot 1,2%.
Dalam pernyataannya yang dikutip Bloomberg, presiden Federal Reserve wilayah St. Louis James Bullard mengatakan bahwa dia tidak berharap bahwa referendum di Inggris akan mempengaruhi keputusan Federal Reserve.
Pada kesempatan lain, presiden the Fed wilayah San Fransisco John Williams mengatakan bahwa penaikan tingkat suku bunga sebanyak dua hingga tiga kali tahun masih mungkin terjadi. Presiden The Fed wilayah Philadelphia Patrcik Harker juga menyerukan hal yang sama.
Sementara itu, Presiden Dewan Gubernur the Fed Janet Yellen direncanakan akan memberikan pernyataan pada Jumat mendatang.
Niv Dagan, executive director Peak Asset Management LLC mengatakan pasar masih bergejolak sejalan dengan adanya prospek kenaikan suku bunga acuan pada Juni sehingga menimbulkan kekhawatiran akan ketahanan pertumbuhan ekonomi.
“(Williams dan Bullard) keduanya memberikan nada hawkish. Momentum kenaikan suku bunga the Fed dalam menghadapi perekonomian yang lesu adalah fokus utama di kalangan investor saham yang telah memperoleh manfaat dari bunga rendah sejak krisis keuangan tahun 2008," lanjutnya seperti yang dikutip dari Bloomberg.
Indeks Straits Times Singapura melemah 0,8% dan FTSE Bursa Malaysia KLCI Index turun 0,3%. Sementara indeks S&P/ASX 200 Australia melemah 0,4%.