Bisnis.com, TOKYO – Bursa saham Asia mengalami pelemahan pertama kalinya dalam tiga hari seiring menguatnya mata uang yen yang membebani eksporter di Jepang serta memanasnya spekulasi akan prospek penaikan tingkat suku bunga AS (Fed Funds Rate/FFR).
Indeks MSCI Asia Pacific merosot 0,2% ke posisi 125,91 pada pukul 09.04 pagi waktu Tokyo (pkl. 07.04 WIB) di awal perdagangan pagi ini, Selasa (24/5/2016). Sementara indeks Topix Jepang tergelincir 0,5% setelah nilai tukar mata uang yen menguat sebesar 0,8% terhadap dolar kemarin.
Dalam pernyataannya kemarin, seperti dikutip Bloomberg, Presiden The Fed wilayah St. Louis James Bullard mengatakan bahwa dia tidak mengharapkan dukungan Inggris akan keanggotaan Uni Eropa untuk mempengaruhi keputusan bank sentral AS.
Di lain sisi, pejabat the Fed wilayah San Fransisco John Williams menyebutkan bahwa penaikan tingkat suku bunga sebanyak dua hingga kali tahun ini dapat diterima, pendapat yang juga disuarakan oleh Presiden The Fed wilayah Philadelphia Patrcik Harker. Sementara Ketua Dewan Gubernur the Fed Janet Yellen direncanakan akan memberikan pernyataan pada Jumat mendatang.
“Pasar tetap rapuh sejalan dengan adanya pembicaraan akan penaikan suku bunga AS pada Juni yang memberikan kekhawatiran apakah pertumbuhan global akan terus lentur,” jelas Niv Dagan, executive director Peak Asset Management LLC.
“(Williams dan Bullard) keduanya memberikan nada hawkish. Waktu kenaikan suku bunga Fed di masa depan dalam menghadapi perekonomian lesu adalah fokus utama di kalangan investor saham yang telah memperoleh manfaat dari biaya pinjaman rendah secara historis sejak krisis keuangan tahun 2008," lanjutnya.
Indeks S&P/ASX 200 Australia diperdagangkan dengan sedikit perubahan, sementara S&P/NZX 50 New Zealand turun 0,4% dan indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,3%.