Bisnis.com, JAKARTA – Pemegang saham menyetujui rencana PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.
Berdasarkan keterangan tertulis yang dikutip Bisnis, Selasa (24/5/2016), perseroan menyebutkan persetujuan tersebut didapat pada saat rapat umum pemegang saham luar biasa yang diadakan pada akhir pekan lalu, Jumat, 20 Mei 2016.
“Keputusan rapat menyetujui rencana perseroan melakukan PMTHMETD dengan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 1,02 miliar saham baru,” paparnya dalam keterangan tertulis tersebut.
Adapun harga pelaksanaan ditetapkan sekurang-kurangnya Rp4.105 per saham. Dengan demikian, perusahaan tower telekomunikasi itu berpotensi mendapatkan dana sekitar Rp4,18 triliun dari aksi korporasinya.
Berdasarkan catatan Bisnis, dana yang diperoleh dari aksi private placement itu akan digunakan untuk menyuntik modal anak usaha perseroan, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo).
Dana itu nantinya juga digunakan oleh Protelindo untuk membangun dan/atau membeli menara telekomunikasi dan/atau melakukan investasi pada perusahaan yang bergerak di bidang jasa penunjang telekomunikasi dan/atau melakukan pelunasan lebih awal atas sebagian utang Protelindo kepada kreditor.
Dengan penerbitan saham baru tersebut membuat kepemilikan saham lama terdilusi sebesar 9,09%. Namun, jumlah kepemilikan saham yang dimiliki tidak mengalami perubahan.
Setelah aksi private placement, pemegang saham Sarana Menara Nusantara terdiri dari PT Sapta Adhikari Investama (29,74%), publik (61,17%), investor (9,09%). Tetapi, perseroan tidak menyebutkan investor yang bakal menyerap saham baru yang diterbitkan.
Seperti diketahui, Sarana Menara dimiliki oleh Grup Djarum yang digenggam oleh Robert Budi Hartono dan Michael Hartono dengan kekayaan US$15,4 miliar setara dengan Rp207,9 triliun. Keluarga Hartono bertahun-tahun tercatat sebagai orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes.