Bisnis.com, JAKARTA - Permintaan minyak mentah diperkirakan terus meningkat sampai akhir 2016 seiring dengan menurunnya pasokan. Namun, jumlah suplai yang berlebihan masih memberikan tekanan terhadap harga.
Pada penutupan perdagangan Jumat (12/5) pukul harga minyak WTI kontrak Juni 2016 turun 1,05% atau 0,49 poin menuju US$46,21 per barel. Sementara harga minyak Brent kontrak Juli 2016 merosot 0,52% atau 0,25 poin menjadi US$47,83 per barel.
Laporan Oil Market Report (OMR) Mei 2016 dari Badan Energi Internasional (International Energy Agency/ IEA) menyebutkan permintaan minyak mentah pada kuartal I/2016 sebesar 95,01 juta barel per hari. Jumlah ini bakal terus bertumbuh menjadi 96,79 juta barel per hari di triwulan terakhir.
Pertumbuhan permintaan minyak global pada kuartal I/2016 mencapai 1,4 juta barel per hari akibat menguatnya konsumsi India, China, dan Rusia. Secara keseluruhan, peningkatan penyerapan sepanjang tahun ini bertumbuh sekitar 1,2 juta barel per hari menuju ke 95,9 juta barel per hari.
India mengambil alih posisi posisi China sebagai konsumen minyak mentah terbesar di dunia. Pertumbuhan penyerapan Negeri Hindustan sepanjang kuartal I/2016 naik 400.000 barel per hari secara tahunan (yoy), sehingga menggambarkan 30% peningkatan permintaan global.
"Dalam setiap outlook 2016, tren permintaan akan cenderung terus bertumbuh dibandingkan berkurang. Alasannya, konsumsi bensin tumbuh kuat di setiap pasar utama yang mengimbangi lesunya permintaan wilayah berkembang. Kinerja Q1 yang kuat membuat IEA meningkatkan proyeksi 2016," papar laporan yang dikutip Bisnis.com, Minggu (15/5/2016).
Sementara itu, produksi minyak dunia naik 250.000 barel per hari pada April menjadi 96,2 juta barel per hari, akibat meningkatnya penyedotan negara-negara OPEC yang melebihi penurunan output non-OPEC.
Secara bulanan (mom), pertumbuhan produksi OPEC pada April 2016 sebesar 330.000 barel per hari yang mencapai 32,76 juta barel per hari. Lonjakan penyedotan di Iran sebesar 300.000 barel per hari, Irak, dan UEA mengimbangi gangguan pemompaan di Kuwait dan Nigeria.
Produksi Arab Saudi stabil di angka 10,2 jta barel per hari sejak awal tahun, sementara Iran bertumbuh signifikan hingga menjadi 3,56 juta barel per hari. Pencapaian tersebut merupakan level tertinggi sejak November 2011.
Adapun pasokan non-OPEC sepanjang tahun ini akan turun 800.000 barel per hari menuju ke 56,8 juta barel per hari.
Menurut IEA, ada dua faktor mengejutkan yang memengaruhi keseimbangan pasar minyak mentah baru-baru ini, yakni pertama, kebakaran hutan di Kanada yang menyebabkan terpangkasnya produksi hingga 1,2 juta barel per hari. Kedua, penggenjotan pemompaan dan ekspor Iran setelah pencabutan sanksi.
"Harga minyak mentah menguat belakangan karena adanya gangguan pasokan di Nigeria, Ghana, dan Kanada yang melebihi 1,5 juta barel per hari di awal Mei. Ini melebihi sentimen bearish pertemuan di Doha pada pertengahan April yang gagal mencapai kesepakatan, sehingga harga bisa menghijau," ujar IEA.
Tabel Produksi dan Permintaan Minyak Mentah Dunia (juta barel per hari)
Waktu | Permintaan | Produksi | Suplai OPEC |
Q1 2015 | 93,6 | 95,07 | 31,16 |
Q2 2015 | 94,12 | 96,29 | 32,21 |
Q3 2015 | 95,67 | 96,98 | 32,44 |
Q4 2015 | 95,48 | 97,23 | 32,39 |
Q1 2016 | 95,01 | 96,35 | 32,56 |
Q2 2016 | 95,29 |
|
|
Q3 2016 | 96,67 |
|
|
Q4 2016 | 96,79 |
|
|
Sumber: Oil Market Report (OMR) Mei 2016 International Energy Agency (IEA), diolah