Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten transportasi darat, PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) menyatakan tengah melakukan penjajakan dengan perusahaan aplikasi PT Gojek Indonesia.
Direktur ASSA Hindra Tanujaya mengatakan dalam pembicaraan awal Gojek menjajaki penggunaan armada ASSA untuk jasa transportasi berbasis aplikasis seperti yang telah dijalankan Grab dan Uber.
"Penyedia aplikasi butuh kendaraan, tapi kan ada regulasi dari Kemenhub harus register [sebagai kendaraan perusahaan/koperasi], harus ada KIR, harus ada pool. Maka mereka cari kendaraan rental," jelasnya kepada Bisnis.com, Selasa (10/5/2016).
Hindra menambahkan, sejauh ini penjajakan belum mencapai titik temu.
Dia mengungkapkan, perseroan sulit menyediakan armada dalam jumlah yang cukup signifikan untuk Gojek karena tingkat utilisasi armada perseroan sudah mencapai level optimum di level 95%.
Total armada ASSA hingga Maret 2016 mencapai lebih dari 18.000 unit.
Dalam tiga bulan pertama tahun ini saja, perseroan telah melakukan penambahan armada bersih--setelah dikurangi pergantian armada lawas-- mencapai 400 unit kendaraan.
Hindra menerangkan, investasi khusus untuk penambahan armada bagi kebutuhan sewa kendaraan ala Grab maupun Uber bagi perseroan terlalu berisiko. Pasalnya, model bisnis ride sharing berbeda dengan sewa kendaraan seperti lazimnya di Indonesia.
"Di sini mobilnya kan khusus melayani customer, harus ada investasi, apakah bisa dengan tarif sedemikian [lebih rendah dari taksi reguler]," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, pada pertengahan April 2016 lalu Gojek telah merilis fitur baru jasa transportasi kendaraan roda empat bernama Go Car.
Layanan ini dinilai membuat persaingan antara Gojek, Grab, dan Uber kian sengit.