Bisnis.com, JAKARTA - Harga nikel di Shanghai Futures Exchange ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (26/4/2016).
Harga nikel ditutup dengan pelemahan sebesar 0,72% atau 520 poin ke level 71.640 yuan/metrik ton pada pkl. 14.00 WIB, melanjutkan pelemahan sebesar 0,35% ke level 71.910 yuan/mt pada awal perdagangan.
Harga nikel melemah di hari ke-3 penutupan perdagangan setelah pelemahan selama dua hari berturut-turut sebelumnya dan sempat menyentuh level 75.010 yuan/metrik ton ketika dibuka di awal perdagangan pada tanggal 22 April.
Pelemahan harga nikel terjadi seiring penurunan harga komoditas global yang mengikis profitabilitas perusahaan dan menyorot performa neraca keuangan perusahaan yang tidak begitu mengesankan.
Seperti dilansir Reuters (Senin, 25/4/2016), Mitsubishi Corp. dan Pacific Metals Co. Ltd. akan menjual saham mereka dalam proyek tambang nikel Weda Bay di Indonesia kepada perusahaan Prancis Eramet SA dengan total nilai sekitar 11 milyar yen atau 68,5 juta poundsterling menyusul jatuhnya harga.
Penarikan diri Mitsubishi dari proyek tersebut telah sebelumnya diperkirakan setelah mengalami kerugian di paruh pertama berdasarkan review portfolio aktivitas pertambangan perusahaan. Di satu sisi, Pacific Metals menyebutkan bahwa penjualan saham tersebut akan memberikan sedikit pengaruh terhadap pendapatannya setelah mengalami impairment loss sekitar 1,7 milyar yen pada tahun 2014.
Harga nikel, sebagai bahan utama pembuatan stainless steel, dilaporkan telah terjun sekitar 70% sejak 2011.
Pergerakan Nikel di Shanghai Futures Exchange untuk kontrak Mei 2016:
Tanggal | Level | Perubahan |
26/4/2016 (Pukul 14.00 WIB) | 71.640 | -0,72% |
25/4/2016 | 72.160 | -0,.11% |
22/4/2016 | 72,240 | -1,11% |
21/4/2016 | 73.050 | +1,47% |
20/4/2016 | 71.990 | +0,85% |
Sumber: Bloomberg