Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia kembali melemah pada akhir perdagangan hari ini, Senin (18/4/2016).
Indeks MSCI Asia Pacific di luar bursa Jepang, turun 0,8%, setelah mengalami kenaikan tertinggi dalam lima bulan pada perdagangan sebelumnya, Jumat (15/4/2016).
Pelemahan pada indeks MSCI Asia Pacific terjadi seiring dengan anjloknya harga minyak dan melemahnya bursa saham Jepang setelah kembali menguatnya kinerja mata uang yen.
Indeks Nikkei 225 Stock Average anjlok 0,4% ke level 16.275,95, sedangkan indeks Topix merosot 3,03% atau 41,25 poin ke posisi 1.320,15 seiring besarnya dampak terhadap rantai supply pabrikan pasca gempa bumi yang melanda Pulau Kyushu, Jepang.
Sementara itu, nilai tukar yen menguat 0,7% ke 107,95 yen per dolar AS setelah negara-negara G-20 menolak melindungi ekonomi negara tersebut melalui intervensi untuk mengekang penguatan mata uang.
"Mengejutkan melihat kelemahan yen baru-baru ini telah berbalik mengingat sentimen makro tak mengenakkan yang timbul dari peristiwa seperti bencana alam, kegagalan pertemuan OPEC untuk menindaklanjuti kesepakatan sebelumnya, serta risiko geopolitik yang lebih kecil seperti kasus impeachment yang terjadi di Brazil," kata Credit Suisse Equity Sales Director Stefan Worrall kepada Reuters, Senin (18/4/2016).
Kegagalan pencapaian kesepakatan pada pertemuan produsen minyak di Doha menggoyahkan harga minyak yang rebound di tengah prospek pelonggaran surplus global. Pertemuan tersebut tidak mencapai titik temu setelah Arab Saudi dan negara teluk lainnya tidak menyepakati pembekuan produksi.