Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Raksasa Rokok HM Sampoerna Pecah Saham Jadi Rp3.980/Lembar

Emiten rokok berkapitalisasi pasar terbesar PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. berniat untuk memecah harga saham untuk meningkatkan likuiditas dan menambah minat investor ritel.
Museum Sampoerna di Surabaya/Bisnis-Dini Hariyanti
Museum Sampoerna di Surabaya/Bisnis-Dini Hariyanti

Bisnis.com, JAKARTA--Emiten rokok berkapitalisasi pasar terbesar PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. berniat untuk memecah harga saham untuk meningkatkan likuiditas dan menambah minat investor ritel.

Ike Andriani, Sekretaris Perusahaan HM Sampoerna, mengatakan pemecahan saham atau stock split akan dilakukan dengan rasio 1:25. Sehingga, harga saham emiten berkode HMSP yang pada penutupan 6 April 2016 mencapai Rp101.025 per lembar dapat turun ke level harga saham mayoritas yang diperdagangkan di PT Bursa Efek Indonesia.

"Berdasarkan pengamatan perseroan, lebih dari 90% saham perusahaan tercatat di BEI saat ini diperdagangkan dengan harga di bawah Rp5.000 per lembar saham," katanya dalam keterbukaan informasi di BEI, Kamis (7/4/2016).

Persetujuan stock split akan meminta restu dari rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang bakal digelar pada 27 April 2016. Manajemen memastikan tidak akan ada kendala berarti untuk aksi korproasi tersebut.

Pada perdagangan hari ini, Kamis (7/4/2016), saham HMSP terkoreksi 1,51% ke level Rp99.500 per lembar. Bila diasumsikan rasio stock split pada harga tersebut, saham HMSP hasil pemecahan bakal menjadi Rp3.980 per lembar.

Dalam 52 pekan terakhir, saham HMSP diperdagangkan pada harga Rp69.989 per lembar hingga Rp112.125 per lembar. Setahun terakhir, saham HMSP memberikan return 39,01% dan 5,85% year-to-date.

Total kapitalisasi pasar HMSP mencapai Rp462,94 triliun. Sejak awal tahun, saham HMSP sempat menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah Rp112.125 per lembar, melonjak Rp18,51%.

Akhir tahun lalu, manajemen HMSP menerbitkan saham baru melalui mekanisme rights issue senilai lebih dari Rp20 triliun. Aksi korporasi itu membuat catatan emisi rights issue pada 2015 menjadi nilai tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper