Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Moody's Turunkan Peringkat INDY, Ini Tanggapan Direksi Indika Energy

Manajemen perusahaan tambang batu bara PT Indika Energy Tbk. (INDY) mengakui lembaga pemeringkat Moody's Investor Service menurunkan peringkat perseroan menjadi Caa1 dari B3 dengan prospek negatif.
 Moody's Investor Service menurunkan peringkat Indika Energy
Moody's Investor Service menurunkan peringkat Indika Energy

Bisnis.com, JAKARTA - Manajemen perusahaan tambang batu bara PT Indika Energy Tbk. (INDY) mengakui lembaga pemeringkat Moody's Investor Service menurunkan peringkat perseroan menjadi Caa1 dari B3 dengan prospek negatif.

Direktur Indika Energy Aziz Armand menuturkan penurunan peringkat perseroan terjadi lantaran terjadi peningkatan leverage akibat harga batu bara yang belum membaik. Harga batu bara terus merosot sejak 2012 hingga saat ini.

"Kami sudah melakukan beberapa inisiatif hal-hal tersebut. Tapi harga batu bara dalam dua bulan sudah stabil karena kalau terlalu volatile susah dalam perencanaan," katanya saat dikonfirmasi Bisnis.com, Rabu (6/4/2016).

Peringkat dari Moody's, katanya, merupakan outlook jangka panjang. Meski demikian, dia memastikan kondisi likuiditas kas perseroan masih dalam tahap yang nyaman.

Dia mengakui, industri batu bara memang menghadapi tantangan. Namun, perseroan memastikan likuiditas internal masih aman untuk membayar utang yang bakal jatuh tempo tahun ini.

Manajemen INDY tetap melakukan efisiensi dari sisi internal akibat tidak terprediksinya harga batu bara yang terjadi pada kondisi eksternal. Perseroan juga menurunkan target produksi tahun ini ketimbang profitabilitas terus tertekan.

Sepanjang tahun lalu, rugi Indika Energy membengkak 57% menjadi US$41,7 juta dari US$26,43 juta. Pendapatan yang dibukukan INDY juga melorot 1% menjadi US$1,09 miliar year-on-year.

Utang bank yang jatuh tempo pada tahun ini mencapai US$206,01 juta dari US$86,2 juta. Pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo tahun ini mencapai US$18,29 juta dari US$15,83 juta dan utang obligasi US$15,7 juta dari US$17,16 juta.

Liabilitas pinjaman jangka panjang setelah dikurangi jatuh tempo mencapai US$52,38 juta dari US$71,1 juta. Sedangkan, utang obligasi mencapai US$649,1 juta dari US$767,8 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper