Bisnis.com, JAKARTA-- PT Unilever Indonesia Tbk mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 5.7% menjadi Rp36.5 triliun. Kondisi makro ekonomi Indonesia menjadi penyebabnya
Direktur Governance & Corporate Affairs dan Sekretaris Perusahaan Sancoyo Antarikso mengatakan, pertumbuhan penjualan Perseroan yang tercatat single-digit tahun lalu sangat dipengaruhi oleh kondisi makro-ekonomi Indonesia yang masih belum kondusif.
Dia meyakini pertumbuhan GDP Indonesia yang melemah pada angka 4.8%, menjadi penyebab turunnya konsumsi masyarakat selama 2015. Pertumbuhan penjualan dalam negeri sebesar 6.6% pada 2015 tidak diimbangi penjualan ekspor. Penurunan penjualan untuk ekspor, berdampak secara keseluruhan terhadap total pertumbuhan penjualan menjadi 5.7%,.
Kendati kondisi perekonomian mulai menunjukkan perbaikan di kuartal III/2015, Rupiah mengalami depresiasi pada pertengahan tahun, hingga mencapai nilai terendah pada Rp. 14,697.
Hal ini menjadi tantangan besar bagi Perseroan, karena sekitar 55% dari input costs kami berkaitan dengan hard currencies. ujarnya berdasarkan keterangan tertulis Rabu (30/3)
Selama 2015, Sancoyo menjelaskan, Direksi Perseroan tetap fokus pada eksekusi dan efisiensi di seluruh lini operasi, yang membuahkan peningkatan gross margin dan pertumbuhan laba bersih sebesar 2%, yang merupakan pembukuan sebelum restatement, sebagai dampak diberlakukannya Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan (PSAK 24 revisi 2013) oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
PSAK baru ini, yang berlaku efektif 1 Januari 2015, mengatur tentang perlakuan akuntansi atas Imbalan Kerja. Dengan adanya perubahan asumsi Perseroan dalam manfaat dan metode pengakuan imbalan kerja, maka Perseroan harus menyajikan kembali laporan keuangan per 31 Desember 2014, sebagai bentuk penyajian komparatif terhadap laporan keuangan per 31 Desember 2015.
Penyajian kembali ini menyebabkan dibukukannya kenaikan laba dan penghasilan komprehensif lain yang dilaporkan Perseroan per 31 Desember 2014.
Sepanjang tahun lalu perseron menggiatkan investasi di sepanjang nilai rantai guna mempertahankan posisi unggul. Salah satu inisiatif utama yang dieksekusi pada 2015 adalah pembukaan pabrik bumbu masak yang baru di Cikarang, yang diresmikan oleh Menteri Perindustrian pada Agustus 2015.
Peluncuran pabrik seluas 6,2 ha dengan teknologi tinggi ini menjadi investasi pengembangan bisnis pangan Perseoan dalam jangka panjang. Pabrik ini juga memiliki disain ramah lingkungan dan mendapatkan penghargaan Silver Certificate for Leadership in Energy dan Environmental Design (LEED) dari U.S. Green Building Council.
Menjalani tahun ini, Perseroan menyikapi secara optimis namun tetap berhati-hati
Kami akan tak henti-hentinya berfokus untuk memahami Konsumen, menganalisis pergeseran perilaku dan preferensi mereka, untuk dapat mengembangkan inovasi yang secara jitu menjawab kebutuhan mereka, pungkasnya