Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini masih mendapat tekanan penguatan dolar.
“Ruang pelemahan rupiah masih tersedia melihat sentimen penguatan dolar di pasar global,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (28/3/2016).
Dikemukakan indeks dolar masih melanjutkan penguatannya hingga menjelang akhir pekan minggu lalu, menyusul revisi angka pertumbuhan AS kuartal IV/2015 yang dinaikkan.
hal itu, ujarnya, menandakan perlambatan ekonomi AS tidak seburuk yang diperkirakan sebelumnya.
Imbal hasil US Treasury juga perlahan masih naik mendekati 2% pada penutupan Sabtu dini hari.
Sementara itu harga minyak masih merangkak naik, walaupun tidak signifikan.
Ketika pasar keuangan Indonesia tutup pada Jumat kemarin, dolar terlihat masih kuat di pasar Asia sejalan dengan masih baiknya data ekonomi AS yang diumumkan.
Akan tetapi, ujarnya, dalam jangka menengah justru ruang penguatan rupiah masih terbuka lebar.
Dikemukakan rencana pemerintah memangkas harga BBM pada akhir Maret 2016, diperkirakan mampu mengembalikan ekspektasi inflasi rendah yang juga akan membantu meredakan tekanan pelemahan rupiah.
“Akan tetapi dalam jangka pendek, angka inflasi Maret 2016 yang diperkirakan naik berpeluang memberikan sentimen negatif,” kata Rangga.