Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendapatan Turun, Laba AKR Corporindo Lebih Rendah dari Target

Penurunan pendapatan PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) pada tahun lalu diikuti dengan lebih rendahnya laba bersih yang diraup perseroan dibandingkan dengan proyeksi konsensus.
Ilustrasi/akr.co.id
Ilustrasi/akr.co.id

Bisnis.com, JAKARTA--Penurunan pendapatan PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) pada tahun lalu diikuti dengan lebih rendahnya laba bersih yang diraup perseroan dibandingkan dengan proyeksi konsensus.

Sepanjang peroiode 2015, pendapatan yang dikantongi AKRA mencapai Rp19,76 triliun, lebih rendah 2,01% dari proyeksi konsensus Rp20,17 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entiitas induk mencapai Rp1,03 triliun, lebih rendah 5,74% dari prediksi konsensus Rp1,09 triliun.

Direktur Utama AKR Corporindo Haryanto Adikoesoemo menambahkan permintaan untuk bahan baku, produk BBM, dan kawasan industri akan meningkat selama 2016. Hal itu didorong oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,4% serta pperbaikan iklim investasi 2016.

"Deregulasi di segmen hilir, termasuk peningkatan permintaan untuk BBM bersubsidi di segmen industri dan ritel akan memungkinkan AKRA untuk meningkatkan volume dan mempertahankan pertumbuhan laba," katanya dalam keterangan pers, Senin (14/3/2016).

Memang, pendapatan yang dikantongi AKRA pada periode 2015 terkoreksi 12,03% year-on-year menjadi Rp19,76 triliun dari Rp22,46 triliun. Beban pokok pendapatan juga turun 15% menjadi Rp17,5 triliun, menjadikan laba kotor meningkat 27% menjadi Rp2,21 triliun.

Tahun lalu, AKRA harus menderita rugi kurs sebesar Rp63,24 miliar dari periode sebelumnya yang mencatat laba selisih kurs Rp16,36 miliar. Laba usaha yang diraih AKRA meningkat 26,9% menjadi Rp1,34 triliun dari Rp1,06 triliun.

Laba bersih yang dikantongi AKRA pada tahun lalu meningkat 27,5% menjadi Rp1,03 triliun dari Rp810,09 miliar. Laba per saham dasar melonjak 26,4% menjadi Rp262,74 dari Rp207,79.

Haryanto menjelaskan, perseroan mengalami peningkatan di seluruh lini usaha dengan margin kotor 11,21%, margin operasi 6,86%, dan margin laba bersih 5,23% pada 2015. Koreksi pendapatan terjadi lantaran turunnya harga jual BBM dan melambatnya permintaan inndustri di Indonesia.

Pendapatan dari segmen BBM terkoreksi 17,5% menjadi Rp14,6 triliun dari Rp17,71 triliun seiring dengan pelemahan harga minyak dunia. Pendapatan segmen bahan kimia dasar meningkat 7% menjadi Rp3,2 triliun dan logistik melonjak 22% menjadi Rp785,3 miliar, pabrikan turun menjadi Rp775 miliar, dan kawasan industri mencapai Rp129 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper