Bisnis.com, JAKARTA- Harga komoditas khususnya batu bara yang belum menunjukkan tren penguatan, mendorong perusahaan tambang batu bara untuk melakukan diversifikasi usaha guna memperbaiki kinerja keuangannya.
Salah satu langkah yang diambil adalah dengan masuk ke bisnis kelistrikan untuk membidik megaproyek 35 ribu MW yang dicanangkan pemerintah.
Dari program tersebut, sebesar 10 ribu MW atau 35 proyek akan dikerjakan oleh PLN, dan 25 ribu MW atau 74 proyek digarap oleh perusahaan swasta.
“Menurut kami langkah yang diambil oleh beberapa emiten tambang batu bara seperti PTBA ADRO, INDY, DSSA untuk berinvestasi dalam pembangunan power plant merupakan langkah yang positif untuk mendorong recurring income yang lebih stabil ke depan, dibandingkan dengan melakukan penjualan batu bara secara langsung,” tulis HP Analytics dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (14/3/2016).
Namun, tambahnya, investasi dalam power plant membutuhkan dana yang besar sehingga emiten tambang kecil harus membentuk konsorsium untuk masuk ke bisnis itu.
Hingga saat ini kontrak Power Purchase Agreement (PPA) sudah mencapai 19 ribu MW dari total 35 ribu MW.
