Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LAJU OBLIGASI: Diprediksi Menguat Terbatas, Rilis Data Cadangan Devisa China Bayangi Pasar

PT Indomitra Securities memperkirakan pasar obligasi menguat terbatas pada perdagangan hari ini, Senin (7/3/2016)
Memantau layar surat utang negara/Bisnis
Memantau layar surat utang negara/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA— PT Indomitra Securities memperkirakan pasar obligasi menguat terbatas pada perdagangan hari ini, Senin (7/3/2016).

“Pasar obligasi pagi ini dibuka menguat tipis di bandingkan penutupan kemarin dengan potensi menguat terbatas mengingat adanya pengumuman cadangan devisa China dan Indonesia yang akan rilis hari ini,” papar Head of Fixed Income Division PT Indomitra Securities Maximilianus Nico Demus dalam risetnya hari ini, Senin (7/3/2016).

Rupiah juga kembali dibuka menguat pagi ini, lanjutnya, didukung oleh penguatan harga minyak WTI yang dibuka US$36,20 per barel. Penguatan harga obligasi tetap terjadi meskipun kepemilikan asing berkurang kembali pekan ini sebesar 38,7%.

“Potensi penguatan obligasi masih akan terjadi seiring dengan penguatan harga minyak yang mempengaruhi harga komoditas, serta di dukung oleh penguatan Rupiah,” ucapnya.

Pembukaan rupiah ke Rp13.033 per dolar AS memberikan peluang penguatan ke Rp12.904 per dolar AS memberikan tekanan positif ke dalam pasar obligasi. Hal tersebut membuka peluang imbal hasil obligasi 10 tahun Indonesia menuju 7,83.

“Untuk beberapa hari ke depan obligasi masih akan mengalami penguatan bila data dari eksternal pun ikut mendukung, dan tidak hanya itu, tetap perhatikan aksi profit taking yang akan di lakukan sehingga membuat pasar obligasi sedikit terkoreksi,” terangnya.

Imbal hasil obligasi Zona Amerika didominasi ditutup naik, kenaikkan imbal hasil tertinggi di pimpin oleh Brazil diikuti dengan Peru. Imbal hasil UST pun ditutup turun tipis menjadi 1.832. Indeks dolar AS turun tipis dibandingkan hari sebelumnya. Di Zona Eropa sendiri hampir mayoritas negara di Euro mengalami kenaikkan imbal hasil. Untuk wilayah Asia Pasifik, imbal hasil bergerak turun serempak.

Untuk Indonesia Obligasi 10 tahun, lanjutnya, kembali mengalami penurunan imbal hasil di angka 7,92 dibandingkan hari sebelumnya 8,05. Total transaksi turun dibandingkan hari sebelumnya, namun total frekuensi naik dibandingkan hari sebelumnya.

“Total transaksi didominasi oleh obligasi berdurasi 10 – 15 tahun tahun, diikuti dengan 15 – 20 tahun dan 7 – 10 tahun. Dominasi durasi menengah hingga panjang ini berlanjut hingga obligasi berdurasi lebih dari 25 tahun,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Atiqa Hanum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper