Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Rejeki Isman (SRIL) Bantah Rancang Rights Issue

Manajemen emiten tekstil berkapitalisasi pasar Rp4,76 triliun, PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) membantah akan menerbitkan saham baru melalui mekanisme rights issue.
JIBI-SOLOPOS-Maulana Surya
JIBI-SOLOPOS-Maulana Surya

Bisnis.com, JAKARTA--Manajemen emiten tekstil berkapitalisasi pasar Rp4,76 triliun, PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) membantah akan menerbitkan saham baru melalui mekanisme rights issue.

Presiden Direktur Sri Rejeki Isman Iwan Setiawan Lukminto menegaskan perseroan tidak berencana untuk rights issue pada tahun ini. Rumor pasar yang beredar belakangan langsung ditepis.

"Belum ada rencana rights issue, rumor rights issue itu tidak benar," katanya kepada Bisnis.com, Selasa (23/2/2016).

Rumor yang beredar di kalangan investor adalah emiten berkode saham SRIL tersebut bakal menggelar rights issue dalam waktu dekat. Bahkan, nominal harga saham rights issue dikabarkan bernilai Rp340-Rp390 per lembar.

Sejak rumor itu berhembus, saham SRIL melonjak 4,78%. Pada perdagangan Selasa (23/2/2016), saham SRIL ditutup naik 1,19% sebesar 3 poin ke level Rp256 per lembar.

Manajemen akan membangun pabrik tekstil dan garmen pakaian militer di Kamboja dengan membentuk usaha patungan bernama Sritex (Cambodia) Limited. Kerjasama itu dilakukan emiten yang sohor dengan sebutan Sritex tersebut dengan Kementerian Dalam Negeri Kamboja Jenderal Mao Bunarin.

Perjanjian itu menjadi tindak lanjut dari hasil pembicaraan antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen saat Konferensi Asia Afrika 2015 lalu. Proyeksi transaksi dengan militer Kamboja mencapai US$50 juta per tahun.

Pada tahun ini, manajemen Sritex membidik target penjualan dapat meningkat 6%-8% year-on-year menjadi US$680 juta. Angka ekspor diproyeksi masih tetap tinggi dengan kontributor 60% terhadap revenue perseroan.

Sritex masih membidik pesanan ulang dari negara-negara Eropa, Amerika Serikat, Asia, dan Timur Tengah. Sekarang, Sritex telah mengekspor produk tekstil dan garmen ke 55 negara.

Pada tahun ini, manajemen Sri Rejeki Isman mengalokasikan anggaran belanja modal (capital expenditure/Capex) senilai US$50 juta. Belanja modal tersebut susut 37,5% dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai US$80 juta.

Penurunan Capex tahun ini terjadi gradual setelah perseroan melakukan percepatan investasi pada 2014 dari target awal US$55 juta, menjadi US$134 juta. Tahun lalu, perseroan juga menganggarkan dana US$104 juta, berkurang menjadi US$80 juta.

Anggaran belanja modal tahun ini sebesar US$50 juta, katanya, bakal digunakan untuk finishing dan perbaikan. Sisanya, sebagian kecil dana akan digunakan untuk garmen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper