Bisnis.com, JAKARTA- Samuel Sekuritas Indonesia kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Kamis (18/2/2016) berpotensi menguat hingga penutupan.
“Hari ini rupiah berpeluang mengoreksi pelemahannya,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (18/2/2016).
Dikemukakan faktor positif domestik masih terjaga, di tengah harapan pemangkasan BI Rate 25 bps pada rapat dewan gubernur yang akan disimpulkan pada siang hari ini.
Pemangkasan tersebut, ujarnya, bersamaan angka realisasi APBN per 5 Feb 2016 yang tidak terlalu mengecewakan, dan bisa mendorong prospek pertumbuhan di 2016.
Hal itu, ujarnya. akan membuka ruang penguatan rupiah, serta aset berdenominasi rupiah lainnya, lebih lanjut. Ditambah sentimen positif dari kenaikan tajam harga minyak.
Harga minyak brent naik tajam hingga dini hari tadi menyusul keputusan Iran yang sepakat untuk ikut menekan produksi bersama Arab Saudi dan Rusia. Harga komoditas lain juga terlihat naik.
Sementara itu indeks dolar bergerak stabil dengan kecenderungan melemah karena, walaupun deflasi produsen AS terpangkas drastis, FOMC meeting mempertegas kekhawatiran the Fed terhadap laju pemulihan ekonomi AS, sehingga rencana kenaikan Fed Fund Rate target tidak akan sebanyak yang sebelumnya diharapkan.
“Penguatan dolar di Asia hari ini bisa tertahan,” kata Rangga.