Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatannya dengan dibuka terapresiasi 0,4% atau 54 poin ke Rp13.325 per dolar AS pada perdagangan Selasa (16/22016).
Rupiah kembali menguat setelah sebelumnya juga ditutup terparesiasi bersamaan dengan penguatan kurs lain terhadap dolar AS.
Namun, ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan indeks dolar AS mulai kembali mendapatkan momentum penguatan.
Surplus neraca perdagangan pada Januari 2016 juga menandakan permintaan domestik yang belum begitu solid sehingga ini bisa menjadi faktor negatif untuk rupiah ke depannya. Selain itu, penjualan mobil dan motor pertumbuhan tahunannya juga dilaporkan memburuk.
"Fokus investor perlahan mulai beralih ke BI rate yang akan diumumkan Kamis sore, yang perkirakan kembali dipangkas 25bps," paparnya dalam riset.
Sementara itu, Euro melemah tajam ketika pasar AS tutup setelah Draghi sinyalkan ECB yang siap memberikan stimulus tambahan.
Di sisi lain, yen juga melemah terhadap dollar setelah GDP 4Q15 Jepang diumumkan negatif, menandakan adanya harapan atas stimulus tambahan oleh BoJ.
Imbal hasil obligasi Jerman dan Jepang juga ikut turun merespon harapan stimulus tersebut. Harga minyak bergerak stabil setelah sebelumnya naik tajam seiring dengan kembali tumbuhnya harapan atas OPEC yang mengurangi produksinya.
Buruknya data perdagangan Tiongkok dikompensasi oleh PBoC yang membiarkan yuan menguat tajam Senin kemarin.