Bisnis.com, JAKARTA - Untuk mendongkrak kinerja secara jangka panjang, emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) anggarkan dana Rp200 miliar per tahun untuk pengembangan teknologi baru.
Vidjongtius, Sekretaris Perusahaan dan Direktur Keuangan emiten berkode saham KLBF tersebut mengatakan, pengembangan teknologi baru memang menjadi salah satu strategi utama pihaknya untuk melakukan penetrasi pasar ke depan.
“Hal itu penting untuk membawa masa depan dengan produk baru yang kami siapkan baik jangka pendek dan jangka menengah. Tentunya dengan riset dan pengembangan yang harus jalan terus kami spend Rp200 miliar setahun tujuannya ke situ,” katanya kepada Bisnis belum lama ini.
Dana itu masuk dalam belanja modal perusahaan yang tahun ini ditargetkan mencapai Rp1,5 triliun. Vidjongtius menyebut, dalam dunia farmasi yang dinamis banyak sekali teknologi baru yang harus dikembangkan.
Dia mencontohkan, seperti halnya dalam proses produksi. Hal itu dikarenakan sifatnya ada yang konvensional berbasis kimia atau teknologi modern yang berbasis bioteknologi.
“Seperti, bagaimana supaya obat tersebut cepat larut dan cepat diserap tubuh. Teknologi baru harus terus dikerjakan agar terus tumbuh,” terangnya.
Dia mengklaim dalam satu tahun KLBF dapat menghasilkan lima hingga 10 produk baru yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Di sisi lain, dalam mpengembangan teknologi baru tersebut internal perusahaan memiliki lebih dari 100 orang peneliti.
Dia merinci, saat ini usaha KLBF ditopang tiga divisi usaha utama yaitu farma obat resep, consumer health dan nutrisi. Dia mengklaim, ketiga divisi tadi memiliki peluang yang sama untuk terus dikembangkan dengan teknologi baru.