Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Terkoreksi di Awal Dagang, Ini Sentimen Penekannya

Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka melemah 0,36% atau 16.09 poin ke level 4.489,69 pada perdagangan Selasa (26/1/2016).
Papan pergerakkan Indeks Harga Saham Gabungan/Bisnis.com
Papan pergerakkan Indeks Harga Saham Gabungan/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka melemah 0,36% atau 16.09 poin ke level 4.489,69 pada perdagangan Selasa (26/1/2016).

Selanjutnya indeks masih melemah 0,31% atau 14,03 poin ke 4.491,76 pukul 09.11 WIB.

Tim Riset Sinarmas Sekuritas menilai pelemahan indeks terjadi mengikuti irama konsolidasi di bursa Eropa maupun AS serta bursa komoditas minyak bumi.

"Profit taking diperkirakan akan terjadi pada pergerakan IHSG hari ini," ungkapnya dalam riset yang dikutip Bisnis.

Koreksi dikontribusi setidaknya dari data-data ekonomi AS yang dirilis malam kemarin yang kurang bergairah. Data Dallas Manufacturing Indeks yang mengukur aktivitas manufaktur di wilayah Texas, AS mengalami kontraksi selama 13 bulan berturut-turut.

Realitas terhadap pertumbuhan ekonomi AS jangka panjang dibawah 4 persen akan terus menyumbang volatilitas di bursa market AS yang valuasinya belum tergolong murah. Sinarmas Sekuritas pun masih memperkirakan konsolidasi di bursa AS akan terus berlanjut dalam 2 bulan ke depan.

"Kemungkinan IHSG decoupling dengan volatilitas luar sangat tergantung dengan keberhasilan structural policy reforms yang dilakukan oleh pemerintah. Faktor tersebut dapat memberi sentimen negatif kepada IHSG hari ini," ungkapnya.

Sementara itu, Tim Riset Samuel Sekuritas menilai jatuhnya harga minyak ikut berimbas kepada pergerakan pasar modal dan membawa indeks S&P500 (-1.56%), DJIA (-1.29%) dan NASD (-1.58%) serta mengakibatkan sektor energi terkoreksi -4.52%.

Setelah naik 9% pada Jumat kemarin dan hampir menyentuh $33 per barel, harga minyak kembali terkoreksi 6% dan berada dibawah $30 per barel.

Minggu ini beberapa indikator penting akan diumumkan seperti inventori minyak, pertumbah PDB AS, dan suku bunga acuan AS (Fed Fund Rate) yang diyakini tidak akan berubah.

"Utamanya, pasar menantikan FOMC meeting rabu ini untuk memberikan indikasi mengenai outlook The Fed terhadap perekonomian global ditengah murahnya harga minyak," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper