Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MINYAK MENTAH: Pasok Pasar Berlebih, Harga Anjlok 6%

Harga minyak dunia menukik sekitar 6% pada Rabu, setelah persediaan produk-produk minyak AS atau bahan bakar minyak (BBM) naik, menunjukkan berlanjutnya kelebihan pasokan di pasar.
Pemboran Minyak./JIBI
Pemboran Minyak./JIBI

Bisnis.com, NEW YORK - Harga minyak dunia menukik sekitar 6% pada Rabu, setelah persediaan produk-produk minyak AS atau bahan bakar minyak (BBM) naik, menunjukkan berlanjutnya kelebihan pasokan di pasar.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, merosot US$2,00 atau 5,6% menjadi berakhir pada US$33,97 per barel di New York Mercantile Exchange.

Itu menandai penutupan terendah WTI sejak Desember 2008, selama krisis keuangan.

Di London, minyak Brent untuk pengiriman Februari, patokan Eropa, ditutup di bawah US$35 untuk pertama kalinya dalam lebih dari 11 tahun menjadi US$34,23 per barel, turun US$2,19 (6,0%) dari penutupan Selasa. Terakhir kali harga Brent begitu rendah adalah pada Juli 2004.

Laporan mingguan Departemen Energi AS (DoE) pada Rabu menunjukkan penurunan tajam dalam persediaan minyak mentah komersial AS, sebanyak 5,1 juta barel menjadi 482,3 juta barel dalam pekan yang berakhir 1 Januari. Para ahli yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan sedikit kenaikan 500.000 barel.

"Apa yang tak terduga adalah peningkatan persediaan besar dalam bensin dan bahan bakar diesel -- penumpukan tingkat persediaan bensin adalah sebuah kejutan yang sangat besar," kata Andy Lipow dari Lipow Oil Associates.

Stok bensin melonjak 10,6 juta barel dan sulingan, termasuk minyak diesel dan bahan bakar pemanas, naik sebesar 6,3 juta barel.

"Penambahan persedian produk-produk minyak telah menyebabkan tekanan pada harga minyak mentah, karena hal itu berdampak pada margin penyulingan dan mereka (penyuling) mungkin pada akhirnya memangkas permintaan mereka untuk minyak mentah," kata Lipow.

Data DoE juga menunjukkan kenaikan dalam produksi minyak mentah AS, sebanyak 17.000 barel per hari menjadi 9,22 juta barel per hari, kenaikan minggu keempat berturut-turut, dan peningkatan dalam persediaan di pusat minyak Cushing di Oklahoma, titik pengiriman untuk WTI.

Kekhawatiran geopolitik menyelimuti pasar, dari krisis diplomatik antara Arab Saudi dan Iran, aliran data ekonomi China yang lemah hingga pengumuman keberhasilan uji coba bom hindrogen Korea Utara.

Kejatuhan harga minyak Brent "adalah efek berantai dari kemungkinan bahwa ketegangan geopolitik antara Arab Saudi dan Iran telah mengakhiri harapan pada kesepakatan tentang produksi minyak," analis James Hughes dari GKFX mengatakan kepada AFP.

"Jika Anda kemudian menambahkan ini ke fakta bahwa kita telah memiliki berita buruk tanpa henti yang keluar dari China, maka efek bola salju dalam ayunan penuh."

"Peristiwa di Korea Utara hanya menambah tekanan turun lebih lanjut."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper