Bisnis.com, JAKARTA-- Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka melemah 0,77% atau 35,29 poin ke level 4.573,69 pada perdagangan Kamis (7/1/2016).
Pelemahan ini terjadi setelah indeks menguat 1,82% dalam dua hari dan sejalan dengan pelemahan bursa global dan regional.
Tekanan itu terjadi seiring investor kembali khawatir terhadap perlambatan ekonomi China.
Nilai tukar yuan yang dibiarkan melemah oleh bank sentral China untuk membantu perekonomiannya direspon negatif oleh pasar modal karena dinilai memberi kesan ekonomi negara tersebut masih melambat.
Sebelumnya indeks ditutup menguat 51,16 poin atau 1,12% ke level 4.608,98 pada perdagangan Rabu (6/1/2016).
Bagaimana pergerakan IHSG hari ini? Ikuti pergerakkannya hingga penutupan.
IHSG merosot tajam bersama bursa regional, melemah 1,7% atau 78,53 poin ke level 4.530,45 di penutupan.
IHSG melanjutkan pelemahannya sebesar 1,2% atau 55,39 poin ke level 4.553,59 pada awal perdagangan sesi II.
Pelemahan ini masih sejalan dengan pergerakan bursa regional Asia yang cenderung tertekan.
"Hari ini IHSG akan mengalami tekanan seiring pelemahan bursa global dan regional," papar Tim Riset Samuel Sekuritas Indonesia dalam risetnya.
IHSG merosot 1,11% atau 51,14 poin ke level 4.557,84 di jeda siang.
IHSG masih melemah tajam 0,98% atau 45,11 poin ke level 4.563,87. Sembilan sektor seluruhnya masih melemah dipimpin penurunan indeks barang konsumsi 1,67%.
IHSG masih terpantau berada di zona merah dalam sejam pertama perdagangan dengan melemah 0,89% atau 41,18 poin ke level 4.567,81. Pelemahan ini sejalan dengan turunnya seluruh indeks sektoral yang ada di Bursa Efek Indonesia. Indeks Konsumer memimpin pelemahan 9 indeks sektoral dengan turun 1,4%.
IHSG dibuka melemah 0,77% atau 35,29 poin ke level 4.573,69 pada perdagangan Kamis (7/1/2016).
Pelemahan ini terjadi setelah indeks menguat 1,82% dalam dua hari dan sejalan dengan pelemahan bursa global dan regional.
Tekanan itu terjadi seiring investor kembali khawatir terhadap perlambatan ekonomi China.
Nilai tukar yuan yang dibiarkan melemah oleh bank sentral China untuk membantu perekonomiannya direspon negatif oleh pasar modal karena dinilai memberi kesan ekonomi negara tersebut masih melambat.
Nilai tukar yuan yang dibiarkan melemah oleh bank sentral China untuk membantu perekonomiannya direspon negatif oleh pasar modal karena dinilai memberi kesan ekonomi negara tersebut masih melambat.
Bursa Eropa dan Bursa AS ditutup melemah pada dini hari tadi dengan indeks Stoxx Europe 600 turun 1,3% ke level 354,35.
Sementara itu, indeks S&P 500 turun 1,3% ke level 1.990,26, Dow Jones Industrial Average turun 252,15 poin atau 1,5% ke level 16.906,5, dan Nasdaq Composite Index turun 1,1%
Pagi ini, bursa Asia juga mencetak pelemahan di hari keempat mengikuti tekanan bursa global. Indeks MSCI Asia Pacific melemah 0,1% ke level 126,87.
Indeks Jepang Topix melemah 0,1%, indeks Australia S&P/ASX 200 melemah 0,1%, dan indeks Selandia Baru S&P/NZX 50 melemah 0,4%, indeks Korea Selatan Kospi melemah 0,1%.
"Pergerakan yuan menjadi inti kekhawatiran. Ini adalah kunci, dan para trader merasa ini menggambarkan pelemahan yuan masih akan berlanjut dan menjadi tambahan ketegangan ekonomi global," ujar Chris Weston, Chief Markets Strategist IG Ltd, seperti dikutip Bloomberg.