Bisnis.com, JAKARTA – Bea Keluar CPO pada Januari 2016 ditetapkan tidak berubah dari Bea Keluar CPO pada Desember 2015 yaitu sebesar US$0/metrik ton.
Plt. Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Karyanto Suprih mengatakan harga referensi CPO saat ini masih di bawah tingkat ambang batas pengenaan BK di level US$750 sehingga masih tetap dikenakan BK sebesar US$0/metric ton untuk periode Januari 2016 untuk CPO dan produk turunannya.
Adapun, Kementerian Perdagangan menetapkan harga referensi produk CPO untuk penetapan BK periode Januari sebesar US$578,88/ metric ton pada senin (29/12). Harga tersebut turun 0,26% dibanding harga referensi pada Desember 2015 sebesar US$580,37/metric ton.
Penetapan ini tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 122/M-DAG/PER/12/2015 tentang Penetapan Harga Patokan Ekspor (HPE) atas Produk Pertanian dan Kehutanan yang Dikenakan Bea Keluar.
Karyanto mengatakan, penetapan harga referensi tersebut dilakukansetelah memperhatikan berbagai rekomendasi, serta menyikapi perkembangan harga komoditas baik nasional maupun internasional.
Menurutnya, pelemahan harga internasional CPO disebabkan oleh semakin rendahnya harga minyak dunia dan kelebihan stok pasar internasional minyak nabati dunia, terutama oleh minyak nabati dari sumber lain sebagai competitor CPO.
“Rendahnya harga referensi CPO saat ini adalah akibat semakin melemahnya harga internasional untuk komoditas tersebut,” kata Karyanto dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Senin (4/1/2016).
Selain CPO, BK komoditas kakao pada Januari 2016 juga tidak mengalami perubahan dari pengenaan BK kakao pada Desember 2015 yaitu sebesar 10%, seperti yang tercantum pada kolom 3 lampiran II Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 75/2015.
BK kakao tidak mengalami perubahan meskipun harga referensi biji kakau untuk penetapan harga patokan ekspor (HPE) mengalami peningkatan sebesar 2,45% dari US$3.258/metrik ton menjadi US$3.337,67/metric ton. Peningkatan harga referensi tersebut berdampak terhadap peningkatan HPE biji kakao sebesar 2,6% dari US$2.952/metrik ton pada Desember menjadi US$3.029/metrik ton.
Karyanto mengatakan, kenaikan harga referensi dan HPE kakaojuga diakibatkan karena kenaikan harga komoditas tersebut di pasar internasional.
Produk pertanian dan kehutanan lainnya seperti produk kayu dan kulit lainnya pada Januari 2016 tidak mengalami perubahan HPE dan BK dari periode Desember 2015.