Bisnis.com, JAKARTA— Saat kurs rupiah di Yahoo Finance sempat menembus level Rp14.000 per dolar Amerika Serikat, di pasar spot, mata uang rupiah dititup menguat 63 poin.
Beradasarkan data Bloomberg, kurs rupiah di pasar spot pada perdagangan hari ini, Kamis (10/12/2015), nyaris menyentuh Rp14.000/US$.
Akan tetapi, akhirnya kurs rupiah berhasil ditutup menguat 63 poin atau 0,45% ke level Rp13.957/US$. Sepanjang hari ini, kurs rupiah bergerak pada level terkuat Rp13.923/US$ dan terlemah Rp13.999/US$.
Kurs rupiah pada perdagangan hari ini menembus level Rp14.000 per dolar Amerika Serikat dari data Yahoo Finance. Berdasarkan data Yahoo Finance, kurs rupiah dibuka pada level Rp13.750/US$ dari penutupan sehari sebelumnya Rp13.968/US$.
Tiga hari terakhir, kurs rupiah di Yahoo Finance bergerak tidak jauh dari level Rp14.000/US$. Bahkan, pada 8 Desember 2015, kurs rupiah sempat menyentuh level tertinggi Rp14.080/US$.
Sepanjang hari ini, kurs rupiah diperdagangkan pada level terkuat Rp13.711/US$ dan terlemah Rp14.007/US$. Dalam 52 pekan terakhir, rupiah terlemah di Yahoo Finance pada level Rp14.901/US$ dan terkuat Rp12.125/US$.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menilai pelemahan dolar AS yang terjadi saat ini berpotensi mendorong penguatan rupiah hari ini.
Dia menyebutkan dolar AS yang sempat bangkit pada awal pekan ini, kembali melemah ke kisaran level 97 dipicu oleh mulai membaiknya harga komoditas.
"Dolar bisa berlanjut melemah pada perdagangan di pasar Asia hari ini," paparnya dalam riset yang dikutip Bisnis.
Namun dia menyebutkan potensi pelemahan rupiah masih tetap ada menjelang FOMC meeting pada pekan depan. Selain itu, perhatian juga akan tertuju pada neraca perdangangan serta BI Rate.
Pada saat bersamaan, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) melemah tajam 101 poin atau 0,73% ke Rp13.954 per dolar AS.
Kurs jual Bank Indonesia dipatok Rp14.024 per dolar AS dan kurs beli dipatok Rp13.884 per dolar AS menjadikan kurs tengah berada di level Rp13.954 per dolar AS, melemah 101 poin atau 0,73% dibandingkan kurs Selasa.
Adapun, kurs transaksi BI dipatok pada level Rp14.024/US$ untuk kurs jual dan Rp13.884/US$ untuk kurs beli.
Posisi Cadev per akhir Oktober 2015 lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir September 2015 yang mencapai US$101,7 miliar. Cadev tersebut cukup untuk membiayai 7,1 bulan impor atau 6,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Sejak Juli 2015 silam, BI tercatat telah menguras Cadev US$6,85 miliar setara dengan Rp92,47 triliun. Pada Juli lalu, Cadev RI masih mencapai US$107,55 miliar.
Adapun, suku bunga acuan atau BI Rate yang dipertahankan pada level 7,5% pada 17 November 2015.
Berikut kurs rupiah di pasar spot:
Tanggal | Level (Rp/US$) | Perubahan (%) |
10 Desember | 13.953 | +0,45 |
9 Desember | 14.016 | -0,89 |
8 Desember | 13.893 | -0,23 |
7 Desember | 13.861 | -0,20 |
4 Desember | 13.834 | +0,08 |
Sumber: Bloomberg.
Berikut kurs Jisdor Bank Indonesia:
Tanggal | Level (Rp/US$) | Perubahan (%) |
10 Desember | 13.954 | -0,72 |
9 Desember | 13.853 | -0,11 |
8 Desember | 13.837 | -0,02 |
7 Desember | 13.833 | +0,08 |
4 Desember | 13.845 | -0,63 |
Sumber: Bank Indonesia.