Bisnis.com, JAKARTA— IHSG melemah di akhir sesi I perdagangan di bursa Efek Indonesia pada Kamis (10/12/2015), tertekan saham emiten komoditas tambang.
IHSG melemah 0,11% atau 4,95 poin ke level 4.459,32 pada akhir sesi I. Indeks pagi ini berfluktuasi antara level 4.439,81—4.473,77 setelah dibuka turun 0,51% ke level 4.441,57.
David Sutyanto, analis dari First Asia Capital, mengatakan rupiah yang mendekati level Rp14.000 per dolar AS memberi tekanan pada IHSG di tengah kekhawatiran atas penurunan harga minyak mentah.
Dari 9 indeks sektoral IHSG, sebanyak 5 indeks sektoral melemah dan 4 indeks sektoral menguat. Indeks sektor pertambangan merosot paling tajam, turun 1,07%.
Saham sektor pertambangan tertekan di tengah kelesuan harga minyak mentah yang menjadi sentimen negatif aktivitas di bursa global. Minyak WTI masih bergerak di level terendah dalam 6 tahun di kisaram US$37/barel.
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) adalah beban utama indeks sektor pertambangan dengan pelemahan 2,29%, diikuti oleh PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang turun 1,84%.
Saham emiten di sektor lain yang terkait komoditas tambang juta membebani IHSG. PT AKR Corporindo, trader minyak, merosot 7,34% dan PT United Tractors Tbk melemah 3,13%.
Sebanyak 99 saham menguat, 133 saham melemah, dan 289 saham stagnan dari 521 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Saham-saham yang menahan pelemahan IHSG adalah milik emiten yang mengandalkan sektor konsumsi. PT Astra International Tbk (ASII) memimpin penguatan denan kenaikan 1,61%, diikuti oleh PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) yang menguat 1,04%.
“Pergerakan IHSG dalam jangka pendek menengah akan bergerak sideways di kisaran 4.400 sampai dengan 4.600,” papar Tim Riset Mandiri Sekuritas.
Indeks Bisnis27 melemah 0,33% atau 1,28 poin ke level 382,66 pada jeda siang. Bisnis27 bergerak antara level 380,10—384,59 setelah dibuka turun 0,90% ke level 380,48.