Bisnis.com, TANGERANG—Bank Indonesia Provinsi Banten menilai bisnis di industri logam dasar besi dan baja selama triwulan III/2015 mengindikasikan perbaikan.
Kepala BI Banten Budiharto Setyawan mengatakan sebelumnya sempat terjadi perlambatan di bidang tersebut akibat serbuan baja impor.
“Perbaikan tercermin dari peningkatan indeks produksi baja meskipun secara year on year masih melambat cukup dalam,” tuturnya dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Banten, Senin (7/12/2015).
Bank Indonesia menyatakan penjualan baja selama Juli – September tahun ini volumenya meningkat walaupun nilainya tetap merugi. Kondisi ini terpengaruh jatuhnya harga komoditas.
Peningkatan permintaan baja terimbas dari kerja sama yang dilakukan pemerintah untuk pembangunan berbaga infrastruktur. Selain itu juga ada imbauan untuk menggunakan baja nasional.
“Sehingga tingkat produksi baja dalam negeri perlahan meningkat. Dan ini diperkirakan terus berlanjut ke triwulan IV/2015,” ujar Budiharto.
Sebagai contoh, pada awal Oktober produsen baja PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang bermarkas di Cilegon, Banten mengumumkan kesiapan memasok kebutuhan baja bagi industri galangan kapal.
Saat ini Kementerian Perhubungan memesan 180 kapal kepada Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo). Kapal-kapal ini harus diserahterimakan pada 2016.
Jumlah tersebut bagian dari rencana 500 kapal jangka menengah dan 4.000 kapal jangka panjang.
Pada sisi lain, selain menjual, Banten juga tetap membeli besi dan baja dari negara lain.
Badan Pusat Statistik (BPS) Banten mencatat impor produk ini selama Januari – Oktober US$569,49 juta.