Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi bergerak pada 4.440-4.526 di awal perdagangan pekan ini, Senin (7/12/2015).
“Faktor eksternal dan internal tersebut memberikan sentimen terhadap indeks,” papar Tim Riset Sinarmas Sekuritas dalam riset yang dikutip Bisnis.
Bursa AS ditutup positif dengan adanya perkiraan kenaikan suku bunga The Fed bulan ini. Kebijakan yang diambil oleh OPEC untuk mempertahankan produksi minyak tetap berada dilevel tinggi semakin menambah tekanan pada harga minyak, khususnya terhadap minyak mentah Iran yang ditetapkan segera memasuki pasar global.
Bank Indonesia memperkirakan neraca pembayaran Indonesia surplus sekitar US$ 2 miliar pada 2016. BI memperkirakan secara month to month inflasi akan berada di level 0,4%-0,6% pada Desember.
BI juga mewaspadai berlanjutnya divergensi kebijakan moneter Negara-Negara yang berpeluang menambah ketidakpastian pada keuangan dalam beberapa kuartal mendatang. Divergensi ini dikhawatirkan kembali memicu fenomena supersiklus-dolar AS.
Pemerintah optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 7% jika mampu mengembangka sektor riil, yakni manufaktur dan jasa. Sementara itu untuk sektor riil tumbuh ada 4 syarat yang penting yakni biaya modal lebih rendah, biaya operasional lebih rendah,
