Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: Di Perdagangan Asia Tertekan

Harga minyak masih di bawah tekanan di perdagangan Asia, Jumat, setelah sebuah kenaikan besar dalam persediaan minyak mentah AS memperkuat proyeksi bahwa banjir pasokan akan bertahan hingga tahun depan.
Harga minyak mentah Indonesia turun./JIBI
Harga minyak mentah Indonesia turun./JIBI

Bisnis.com, SINGAPURA --  Harga minyak masih di bawah tekanan di perdagangan Asia, Jumat, setelah sebuah kenaikan besar dalam persediaan minyak mentah AS memperkuat proyeksi bahwa banjir pasokan akan bertahan hingga tahun depan.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember turun 22 sen menjadi US$41,53  per barel, dan minyak mentah Brent untuk Desember diperdagangkan dua sen lebih tinggi pada US$44,08  per barel pada sekitar pukul 07.20 GMT, Jumat (13/11/2015).

Harga terpukul pada Kamis setelah Departemen Energi AS melaporkan bahwa persediaan minyak mentah komersial di konsumen minyak utama dunia itu meningkat sebesar 4,2 juta barel pekan lalu, jauh lebih tinggi dari ekspektasi para analis untuk peningkatan 1,3 juta barel.

WTI merosot 2,7 persen dan Brent turun 3,8 persen setelah laporan tersebut, yang juga menunjukkan produksi minyak mentah AS terus berjalan lebih tinggi.

Pertumbuhan permintaan minyak global belum cukup cepat untuk menyerap kelebihan persediaan dan para analis mengatakan penyeimbangan kembali (rebalancing) situasi pasokan-permintaan diperlukan untuk kenaikan berkelanjutan dalam harga.

Harga minyak telah merosot lebih dari separuh dari puncak di atas US$100  per barel pada pertengahan 2014.

"Meskipun pertumbuhan permintaan minyak global telah sangat kuat sejauh tahun ini, laju keseluruhan penyesuaian sisi penawaran telah terlalu lambat untuk mengakhiri kenaikan berkelanjutan dalam persediaan global yang kami perkirakan bertahan hingga sebagian besar 2016," kata bank Inggris Barclays.

Dikatakan dalam sebuah komentar pasar bahwa produksi lepas pantai AS di Teluk Meksiko mencapai tingkat tertinggi sejak awal 2010 pada Agustus dan diperkirakan tetap kuat meskipun pada kecepatan yang lebih lambat hingga 2016 "karena beberapa ladang yang lebih baru mulai berproduksi".

Anggota-anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga mempertahankan produksi tinggi dalam upaya agresif untuk mempertahankan pangsa pasar mereka.

Produksi kolektif OPEC telah stabil di sekitar 31,5 juta barel per hari dalam beberapa bulan terakhir, Barclays mengatakan, tapi ini masih lebih besar dari pagu produksinya 30 juta barel per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/AFP

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper