Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SINARMAS SEKURITAS: Bursa Global Melemah, IHSG Diprediksi Bergerak Mixed

Indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi bergerak mixed pada perdagangan Jumat (13/11/2015).

Bisnis.com, JAKARTA-- Indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi bergerak mixed pada perdagangan Jumat (13/11/2015).

Tim Riset Sinarmas Sekuritas memperkirakan indeks akan bergerak pada kisaran 4434-4510.

"Bursa AS ditutup melemah setelah adanya aksi jual saham, jatuhnya harga komoditas, dan kekhawatiran akan ekonomi global serta peluang kenaikkan suku bunga AS oleh The Fed bulan depan menjadi sentimen penggerak IHSG hari ini," paparnya dalam riset yang dikutip Bisnis.

Sementara itu, dari Eropa, pemerintah menyatakan ECB masih membuka kemungkinan akan melakukan kebijakan stimulus moneter pada Desember ini guna memperbaiki ekonomi Eropa.

Dari dalam negeri, kondisi APBN saat ini penerimaan telah mencapai Rp 1.109,8 triliun, 63% dari target, sedangkan realisasi belanja sekitar Rp 1,408,7 triliun, 71% dari target. Pemerintah optimis semua kewajiban dapat ditunaikan dengan baik hingga akhir tahun.

Bank Indonesia memprediksikan inflasi tahun ini di bawah 3,6% YoY. Berdasarkan survey pemantauan BI hingga akhir pekan pertama November ini, inflasi masih cukup rendah secara bulanan di kisaran 0,13% MoM.

Selain itu, BI memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan pada 2016 belum terlalu ekspansif sekitar 12-15%. Proyeksi tersebut sedikit lebih tinggi dari perkiraan pertumbuhan penyaluran kredit hingga akhir tahun ini sebesar 11-13%.

Pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean fokus pada visi 2025 yang diadakan pada 21-22 November 2015 di Malaysia. Visi Asean tersebut terdiri dari tiga blue print  berdasarkan pilar masyarakat ekonomi Asean (MEA) yaitu bidang politik keamanan, ekonomi, dan social budaya.

"Sementara itu, mulai tahun depan pemerintah akan mendorong penggunaan mata uang selain Dollar AS dalam perdagangan Indonesia dengan China. Kebijakan ini menjadi upaya memperkuat cadangan devisa dan mengurangi ketergantungan terhadap Dollar AS," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper