Bisnis.com, JAKARTA—Penurunan suku bunga antar bank memberikan ruang bagi yield SUN untuk merosot lebih tajam.
Faktor stabilitas rupiah dinilai semakin berperan terhadap transaksi di pasar obligasi dalam negeri di tengah volatilitas pasar global.
Data dari Bloomberg menunjukkan yield SUN FR70 turun 1 basis poin ke 8,588% pada Kamis (12/11/2015) pukul 11.08 WIB. Harga SUN bertenor 9 tahun tersebut naik 0,03% ke level 98,734.
Maximilianus Nico Demus, Analis Dana Pendapatan Tetap Samuel Sekuritas, mengatakan langkah Bank Indonesia yang mulai menurunkan suku bunga antar bank (Jibor) berhasil memacu laju penurunan yield SUN.
Imbal hasil SUN kembali ke level minggu lalu setelah pada awal pekan menguat tajam akibat spekulasi penaikan Fed Fund Rate pasca rilis data tenaga kerja AS.
Langkah BI melengkapi faktor stabilitas rupiah dan inflasi rendah yang diperkirakan akan menjaga sentimen positif bagi investor obligasi hingga akhir tahun.
Kemarin, data IDMA menyatakan yield SUN bertenor 10 tahun merosot 8 basisi poin ke 8,635% di saat BI untuk pertama kalinya menurunkan Jibor 1 bulan dalam 7 hari terakhir.
Jibor 1 bulan kemarin turun 1 basis poin ke 8,23000 dan hari ini naik tipis ke 8,23333%.
“Ke depan pergerakan rupiah masih akan menjadi kunci utama yang menentukan pergerakan imbal hasil SUN. Faktor seperti suku bunga acuan dan inflasi secara umum dipastikan memberikan sentimen positif hingga akhir tahun ini,” kata Nico.
Nico memperkirakan hari ini pasar obligasi akan menguat. Namun, penguatan diprediksi terbatas karena investor menunggu rilis data BI pada Jumat untuk mengonfirmasi prediksi penurunan defisit neraca berjalan menjadi 1,7%.
Pergerakan SUN Seri FR70 di Pasar Sekunder
Tanggal | Harga | Yield (%) |
12/11/2015 (11.08 WIB) | 98,734 (+0,03%) | 8,588 |
11/11/2015 | 98,707 (+0,29%) | 8,592 |
10/11/2015 | 98,426 (+0,15%) | 8,640 |
sumber: Bloomberg