Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Komatsu Anjlok ke Titik Terendah

Penjualan alat berat merek Komatsu anjlok 36% menjadi 112 unit pada September setelah sempat menanjak bulan sebelumnya. Kelesuan permintaan di seluruh sektor menjadi penyebab.

Bisnis.com, JAKARTA -- Penjualan alat berat merek Komatsu anjlok 36% menjadi 112 unit pada September setelah sempat menanjak bulan sebelumnya. Kelesuan permintaan di seluruh sektor menjadi penyebab.

Data yang dirilis distributor Komatsu, PT United Tractors Tbk. (UNTR), Selasa (27/10), menyebutkan penjualan September turun drastis 63 unit dari realisasi bulan sebelumnya sebanyak 175 unit.

Realisasi penjualan September itu menjadi yang terendah selama tahun berjalan.

"Penjualan turun karena market-nya turun," kata Investor Relations United Tractors Ari Setiyawan saat dihubungi.

Penjualan di sektor agro turun menjadi 19 unit dari 13 unit. Demikian pula dengan sektor kehutanan yang turun dari 52 unit menjadi 21 unit. Penjualan di sektor pertambangan pun turun dari 37 unit menjadi 17 unit.

Di sisi lain, sektor konstruksi yang diharapkan melesat pada semester II/2015 justru bertolak belakang dari ekspektasi. Hal itu terlihat pada penjualan di sektor konstruksi yang turun dari 67 unit menjadi 60 unit.

"Belum ada peningkatan signifikan (di sektor konstruksi)," ujar Ari.

Penurunan drastis penjualan itu diikuti dengan penciutan pangsa pasar (market share) Komatsu menjadi 37% dari 38% bulan sebelumnya. Ari menuturkan penyusutan 'kue' Komatsu itu terjadi karena persaingan di sektor nonpertambangan yang sengit.

Selama sembilan bulan berjalan, penjualan Komatsu tercatat hanya 1.799 unit, anjlok 39,67% dari realisasi periode sama tahun lalu yang sebanyak 2.982 unit. Sektor pertambangan menjadi penyebab utama penurunan.

Perseroan sebelumnya telah memangkas dua kali target penjualan Komatsu akibat permintaan yang kian lemah. Terakhir kali perusahaan menurunkan target menjadi 2.600 unit dari 3.000 unit pada September setelah melihat data penjualan semester I/2015 tergerus.

Sementara itu, dari segmen kontrak pertambangan, perseroan merilis data produksi batubara sebanyak 8,9 juta ton pada September, turun 16,04% dari realisasi bulan sebelumnya. Dengan demikian, produksi batubara selama Januari-September hanya 81,3 juta ton, tergerus 4,46% (year on year).

Operasi penambangan batubara (mining contracting) selama ini dijalankan oleh salah satu anak usaha United Tractors, yakni PT Pamapersada Nusantara (PAMA).

PAMA pun mengangkut (hauling) batubara milik kontraktor pertambangan ke stockpile/jetty sebanyak 3,9 juta ton selama tahun berjalan, turun 11,36% dari pencapaian periode sama tahun lalu.

Dari bisnis pengupasan (overburden) batubara, PAMA memproduksi 593 juta bank cubic metres (bcm) material.

Berikutnya, dari segmen pertambangan batubara, United Tractors menjual batubara sebanyak 260.000 ton, terjun 47,26% dari realisasi Agustus.

Dengan demikian, United Tractors menjual hanya 3,95 juta ton sepanjang Januari-September, terkoreksi 12,42% dari periode sama tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper