Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: Di Asia Perdagangan Asia Naik

Harga minyak naik sedikit di perdagangan Asia pada Senin, setelah turun tajam minggu sebelumnya akibat kekhawatiran kelebihan pasokan, dengan para pedagang sedang menunggu rilis data AS danEropa.
Harga minyak mentah di pasar Asia naik akibat isu krisis pasokan./JIBI
Harga minyak mentah di pasar Asia naik akibat isu krisis pasokan./JIBI

Bisnis.com, SINGAPURA ---  Harga minyak naik sedikit di perdagangan Asia pada Senin, setelah turun tajam minggu sebelumnya akibat kekhawatiran kelebihan pasokan, dengan para pedagang sedang menunggu rilis data AS danEropa.

Analis mengatakan pasar secara luas tak tergerak oleh berita Tiongkok telah memotong suku bunga untuk keenam kalinya dalam setahun pada Jumat lalu, karena ekonomi nomor dua di dunia itu menderita pelambatan pertumbuhan.

"Data ekonomi penting dari Amerika Serikat tentang pertumbuhan pesanan barang tahan lama, PDB kuartal ketiga dan kepercayaan bisnis serta data pengangguran dari Uni Eropa akan mengatur nada untuk harga-harga selama minggu ini," kata Sanjeev Gupta, kepala praktek Minyak & Gas Asia-Pasifik di perusahaan jasa profesional EY.

Investor juga akan mengamati secara cermat pertemuan kebijakan Federal Reserve minggu ini untuk petunjuk tentang rencananya menaikkan suku bunga, dengan harapan bahwa bank akan menunda kenaikan suku bunganya sampai tahun baru.

Pada sekitar 06.45 GMT, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember diperdagangkan sembilan sen lebih tinggi pada 44,69 dolar AS per barel, sementara minyak mentah Brent untuk Desember naik tiga sen menjadi US$48,02  per barel.

Pada Jumat lalu, Bank Sentral Tiongkok (PBoC) memangkas suku bunganya sebesar 0,25 persentase poin dan menurunkan persyaratan rasio cadangan, jumlah kas yang bank-bank harus pertahankan dalam cadangan.

PBoC juga menghapus batas resmi suku bunga untuk para penabung, yang memungkinkan lembaga keuangan menawarkan tingkat pengembalian berbasis pasar bagi para nasabahnya.

Namun, sementara pasar Asia menguat pada Senin, analis skeptis tentang kemungkinan dampak dari langkah-langkah pelonggaran terbaru untuk mendorong pertumbuhan.

Data pekan lalu menunjukkan pertumbuhan Tiongkok datang di 6,9%  tahun-ke-tahun pada Juli-September, tingkat terendah sejak krisis keuangan 2009. Analis independen yakin angka sebenarnya bisa lebih rendah.

Pada akhir pekan lalu Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang mengisyaratkan bahwa pertumbuhan setahun penuh bisa merosot di bawah 7,0%, menambahkan bahwa "kami tidak pernah mengatakan kami harus mempertahankan setiap target".

Tiongkok adalah konsumen energi terbesar di dunia dan setiap tanda-tanda pelambatannya menyeret harga minyak berjangka turun di tengah membanjirnya pasokan minyak mentah global.

Analis berbasis di Singapura, Gupta, mengatakan kepada AFP penurunan suku bunga dan spekulasi stimulus lebih lanjut oleh Bank Sentral Eropa (ECB) "tidak membantu mengurangi kekhawatiran jangka pendek pasar tentang berlanjutnya kelebihan pasokan minyak".

Fatih Birol, direktur eksekutif Badan Energi Internasional, mengatakan pada sebuah konferensi energi di Singapura, Senin, pasar akan tetap "dipasok dengan berlimpah" sampai pertengahan 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : AFP/ANTARA

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper