Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Lesu, Rating Emiten Ramai-ramai Dipangkas

Kondisi fundamental perusahaan dan perekonomian yang kurang baik membuat peringkat dan prospek sejumlah perusahaan harus dipangkas.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA— Kondisi fundamental perusahaan dan perekonomian yang kurang baik membuat peringkat dan prospek sejumlah perusahaan harus dipangkas. 

Berdasarkan data Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) yang Bisnis.com olah, sepanjang tahun ini, ada sekitar 9 perusahaan yang peringkat perusahaannya dipangkas. Tiga perusahaan di antaranya juga mengalami penurunan prospek atau outlook

Bukan itu saja, di luar 9 perusahaan tersebut, ada 4 perusahaan yang prospeknya juga diturunkan. Dengan demikian, sepanjang tahun ini (per 15 Oktober 2015) ada sekitar 13 perusahaan yang peringkat dan prospeknya dipangkas oleh Pefindo. 

Bila diperinci, sembilan perusahaan yang peringkatnya dipangkas a.l PT Trikomsel Oke Tbk., Bank Pembangunan Daerah Papua, PT Perkebunan Nusantara II, PT Medco Energi Internasional Tbk., Bank Muamalat, PT Wika Realty, PT Antam Persero Tbk., PT Indomobil Wahana Trada, dan PT Japfa Comfeed Indonesia. Adapun, Trikomsel (TRIO), Bank Muamalat, dan Bank Pembangunan Papua juga mengalami penurunan prospek. 

Sementara itu, 4 perusahaan yang hanya prospeknya saja diturunkan adalah Bank DKI, Bank Mayapada Internasional Tbk., PT Jasa Marga Persero Tbk., dan PT Panorama Transportasi. 

Vonny Widjaja, Direktur Pemeringkatan Pefindo mengatakan penurunan peringkat sejumlah perusahaan yang dilakukan oleh Pefindo lebih banyak yang terkait dengan komoditas seperti perusahaan pertambangan, minyak dan gas, serta perkebunan. 

“Karena harga komoditas yang kurang bagus, ini dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global,” kata Vonny kepada Bisnis.com, Kamis (22/10/2015). 

Meski demikian, ada juga perusahaan yang peringkatnya turun lantaran utang dalam mata uang asing yang cukup tinggi. Hal ini membuat beban mereka semakin berat dengan adanya pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi tahun ini. 

Terkait penurunan peringkat TRIO, Analis Pefindo Martin Pandiangan dan Niken Indriarsih mengatakan penurunan peringkat mencerminkan meningkatnya risiko pembiayaan kembali atas utang jangka pendek perusahaan sehubungan dengan pengumuman perusahaaan untuk melakukan restrukturisasi utang. 

“Pefindo akan memantau terus perkembangan restrukturisasi utang ini. Peringkat dapat diturunkan lagi jika kinerja keuangan perusahaan terus memburuk, perusahaan gagal memitigasi risiko pembiayaan kembali, dan terdapat keterlambatan pembayaran kewajiban utangnya,” katanya dalam riset, (19/10/2015).

Sedangkan penurunan peringkat PT Wika Realty dilakukan lantaran didorong oleh melemahnya struktur permodalam dan proteksi arus kas perusahaan. Hal tersebut sebagai akibat dari lemahnya hasil penjualan dari bisnis pengembangan realty, yang disebabkan oleh kondisi perkonomian yang kurang bagus.

“Selain kondisi makroekonomi yang kurang menguntungkan, bisnis WKTY juga kurang menguntungkan,” kata Haryo Koconegoro, analis Pefindo.

Adapun, peringkat perusahaan tambang milik negara, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. dipangkas menjadi A- dari peringkat sebelumnya A karena tekanan marjin sebagai akibat dari jatuhnya harga nikel. Tekanan marjin tersebut terjadi di tengah utilisasi utang perusahaan yang tinggi untuk proyek ekspansi kapasitas pabrik feronikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara.

Penurunan peringkat juga mencerminkan ekspetasi bahwa harga nikel akan tetap berada di bawah US$5,5/lbs selama 12-18 bulan ke depan sehingga profil keuangan perusahaan, terutama leverage dan proteksi arus kas, tetap akan tertekan selama periode tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper