Bisnis.com, JAKARTA—Penggalangan dana dari pasar modal hingga akhir September 2015 baru mencapai Rp289 triliun, sehingga PT Bursa Efek Indonesia diminta merevisi target sepanjang tahun yakni Rp450 triliun.
Iman Sugema, pakar ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef), mengatakan penggalangan dana melalui pasar modal dipastikan bakal meleset dari target. Pasalnya, obligasi pemerintah dipastikan tidak lagi diterbitkan hingga akhir tahun.
“Kecuali ada keputusan baru, tapi perlu persetujuan DPR jika mau nambah SUN. Yang pasti, kita bisa berharap dari IPO, waran, dan obligasi korporasi,” ungkapnya kepada Bisnis.com, Selasa (20/10/2015).
Menurutnya, bila hanya berdasarkan animo, sebaiknya target tersebut perlu direvisi lebih rendah. Jika ingin tetap mencapai target, tentu harus ada upaya ekstra keras agar animo investor kian bergairah.
Akan tetapi, upaya ekstra itu tidak hanya mengangkut ranah PT Bursa Efek Indonesia, tetapi juga berkaitan dengan situasi ekonomi secara keseluruhan. Usaha-usaha yang terkoordinir dengan baik untuk mencapai target itu sangat diperlukan.
Pertama, reformasi struktural yang harus diwujudkan. Kedua, stabilitas nilai tukar rupiah harus dilakukan oleh semua pihak. Tren mata uang rupiah mulai membaik dan harus terus dipelihara.
Tren tersebut dipastikan akan menimbulkan kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia. Bila kedua hal itu belum terwujud, BEI harus merelaksasi target IPO, obligasi, waran dan penggalangan dana lain dari pasar modal.
“Untuk hal-hal tersebut perlu waktu, sejauh ini belum ada move ke arah itu. Diperlukan move yang lebih besar,” paparnya.
Sementara itu, sentimen negatif dari eksternal akan terus menjadi tantangan pasar modal Indonesia. Termasuk rencana penaikan suku bunga oleh The Fed dan perkembangan ekonomi China. Namun, hal itu tidak mampu dilawan.