Bisnis.com, JAKARTA— NH Korindo Securities Indonesia mengemukakan pasar obligasi masih bergerak variatif. Tekanan jual masih mewarnai perdagangan obligasi jelang Libur Tahun Baru Islam.
Kepala Riset NHKSI Reza Priyambada mengatakan anjloknya IHSG tampak tidak banyak berpengaruh signifikan pada laju pasar obligasi. Bahkan kembali melemah tajamnya rupiah juga tidak terlalu banyak berdampak secara signifikan.
“Pergerakan sejumlah obligasi regional yang masih bertahan naik turut dapat menopang pergerakan obligasi dalam negeri sehingga pelemahan yang terjadi masih dapat tertahan”,”kata Reza dalam risetnya.
Di tengah terpaan aksi jual pada sejumlah seri obligasi, ujarnya, secara keseluruhan masih dapat mengalami kenaikan.
Seperti yang terjadi pada obligasi pemerintah tenor 11-18 tahun rata-rata mengalami penurunan harga. Namun tenor lainnya mengalami kenaikan harga.
Pada obligasi pemerintah, laju yield cenderung mengalami penurunan. Tenor jangka menengah kali ini memimpin penurunan.
Pergerakan yield untuk masing-masing tenor rata-rata adalah:
- Tenor pendek (1-4 tahun) rata-rata masih mengalami penurunan yield -3,32 bps
- Tenor menengah (5-7 tahun) turun sebesar 3,95 bps
- Tenor panjang (8-30 tahun) turun 2,15 bps
- FR0070 yang memiliki waktu jatuh tempo ±9 tahun dengan harga 98,98% dan yield 8,55% atau naik 0,82 bps dari sehari sebelumnya di harga 99,03% dan yield 8,54%
- FR0071 yang memiliki waktu jatuh tempo ±14 tahun dengan harga 101,97% dan yield 8,75% atau turun 1,33 bps dari sehari sebelumnya di harga 101,87% dan yield 8,76%.
Sementara itu pada laju obligasi korporasi, memperlihatkan perubahan yield yang masih memperlihatkan kecenderungan kembali variatif, seiring masih adanya tekanan jual yang lebih tinggi pada beberapa seri obligasi korporasi.
Meskipun juga dibarengi dengan adanya aksi beli terbatas yang terjadi. Untuk yield pada rating BBB dengan tenor 9-10 tahun turun ke kisaran 14,53%-14,55% dan pada rating AA tidak banyak berubah di kisaran 11,35%-11,38%.