Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RENCANA IPO: Andalan Finance Tunggu Kondisi Pasar

PT Andalan Finance Indonesia menyatakan rencana perusahaan untuk melakukan Initial Public Offering pada tahun depan sangat tergantung pada kondisi pasar modal.
Bursa Efek Indonesia/JIBI-Abdullah Azzam
Bursa Efek Indonesia/JIBI-Abdullah Azzam
Bisnis.com, JAKARTA – PT Andalan Finance Indonesia menyatakan rencana perusahaan untuk melakukan Initial Public Offering pada tahun depan sangat tergantung pada kondisi pasar modal.
 
Sebastianus H. Budi, Presiden Direktur AFI mengatakan pihaknya tetap merencanakan untuk melakukan IPO namun tetap membuka opsi lain apabila situasi pasar modal belum kondusif untuk perseroan tahun depan.
 
“Kalau situasi tahun depan memang cocok untuk kami, kami memang rencanakan IPO. Lihat situasi dulu, soalnya tahun ini tidak cocok,” katanya, Rabu (30/9).
 
Rencananya, pihaknya akan melepas maksimal 20% saham ke publik dan masih memiliki kepemilikan saham mayoritas sebanyak 80% dari proses itu.
 
 Sebagai informasi, AFI dimiliki oleh Group Bintraco Nasmoco Group yang bergerak sebagai distributor mobil Toyota di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
 
 
Selain IPO, Sebastianus mengatakan pihaknya terbuka dengan opsi pencarian mitra strategis. Dia mengharapkan mitra strategis yang bisa memberikan akses sumber pendanaan lebih murah kepada AFI.
 
“Kami terbuka juga untuk mitra apakah itu lokal ataupun asing,” ujarnya.
 
Saat ini, Sebastianus mengatakan pihaknya tengah didekati mitra lokal. Namun, dia enggan memerinci investor tersebut karena belum ada kesepakatan resmi.
 
Sampai Agustus 2015, Sebastianus mengatakan pembiayaan yang disalurkan pihaknya Rp2,6 triliun atau telah mencapai 72,2% dari target akhir tahun Rp3,6 triliun. Angka itu tercatat naik 20% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
 
Dari jumlah itu, pembiayaan mobil bekas masih menopang bisnis dengan komposisi 70% sedangkan 30% sisanya merupakan mobil baru.
 
Melihat perkembangan mobil bekas tahun ini, Sebastianus mengatakan pihaknya berencana menambah pembiayaan mobil bekas pada tahun depan sehingga komposisi akan berubah menjadi 80% untuk mobil bekas dan 20% untuk mobil baru.
 
“Karena pertumbuhan mobil bekas ini masih meningkat sehingga kami rencanakan untuk perbesar tahun depan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Irene Agustine

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper