Bisnis.com, JAKARTA— Pergerakan nilai tukar rupiah diprediksi masih akan melemah seiring belum adanya sentimen positif yang bisa mendorong pergerakan mata uang Garuda tersebut.
Reza Priyambada, Head of Research NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) mengatakan meskipun tercatat di pasar valas global laju dolar AS menurun, tetapi masih terbatas.
Dia menjelaskan adanya penilaian akan cenderung melemahnya laju harga minyak mentah global menjadi pukulan telak bagi pergerakan harga komoditas global yang cenderung mengalami pelemahan. Akibatnya laju dolar AS pun dapat kembali bertahan tidak melemah lebih dalam.
“Imbasnya tentu pada laju Rupiah yang kembali mengalami pelemahan. Rupiah tampaknya masih nyaman berada di zona merah seiring belum adanya sentimen positif yang dapat meyakinkan pelaku pasar akan perbaikan mata uang Rupiah,” paparnya dalam riset yang dikutip Bisnis, Senin (21/9/2015).
Tak ketinggalan, berita terkait pertumbuhan kredit di China, Brasil, dan Turki yang mengkhawatirkan dan laporan dari Bank for International Settlement bahwa perbankan negara berkembang lebih rentan terhadap krisis memberikan tekanan pada sejumlah laju mata uang Asia, termasuk rupiah.
Pada pagi ini, rupiah juga masih terpantau melemah dengan dibuka turun 36 poin atau 0,25% ke Rp14.410/US$ dan terus tergelincir hingga melemah 0,5% atau 72 poin ke Rp14.446/US$ pada pukul 08.06 WIB.