Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sulit Cari Pasar Baru, Ekspor Karet Sumut Terus Menurun

Total volume ekspor karet Sumatra Utara ke beberapa negara tujuan terus merosot akibat penurunan permintaan. Adapun, eksportir kesulitan mencari negara tujuan baru untuk mendongkrak volume ekspor.
 Total volume ekspor karet Sumatra Utara ke beberapa negara tujuan terus merosot/ilustrasi
Total volume ekspor karet Sumatra Utara ke beberapa negara tujuan terus merosot/ilustrasi

Bisnis.com, MEDAN-- Total volume ekspor karet Sumatra Utara ke beberapa negara tujuan terus merosot akibat penurunan permintaan. Adapun, eksportir kesulitan mencari negara tujuan baru untuk mendongkrak volume ekspor.

Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut mencatat, pada Januari hingga Agustus 2015, total volume ekspor karet hanya 292.928 ton atau menurun 5,55% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 310.147,39 ton.

"Kami kesulitan mencari pasar baru. Selama ini pasar utama karet Sumut ke Tiongkok dan Amerika Serikat. Tapi permintaan terus menurun," kata Edy, Kamis (17/9/2015).

Berdasarkan data BPS Sumut, hingga Juli 2015, dari lima negara utama pasar ekspor karet Sumut, hanya Kanada yang mengalami sedikit peningkatan nilai ekspor. Tercatat, secara keseluruhan dari Januari-Juli 2015, nilai ekspor karet Sumut merosot 23,33% menjadi hanya US$699,8 juta dari US$912,73 juta pada tahun lalu.

AS yang menjadi pasar utama, total nilai ekspornya turun 3,08% menjadi US$136,28 juta dari US$140,61 juta. Total nilai ekspor karet ke Tiongkok mengalami penurunan terbesar yakni 38,37% menjadi US$49,84 juta dari US$80,88 juta. Nilai ekspor karet ke Jepang dan India juga terkontraksi masing-masig 28,16% dan 32,75% menjadi US$127,36 juta dan US$37,31 juta.

"Untuk karet, Sumut memang sangat bergantung pada AS dan Tiongkok. Mereka 'batuk' sedikit saja, kinerja ekspor karet kita bisa menurun. Selain sulit mencari pasar baru, harga karet yang cenderung terus menurun juga memengaruhi produksi petani. Sudah banyak yang menebang pohon karet mereka," tambah Edy.

Lebih lanjut, dia mengatakan petani sebagian besar beralih ke kelapa sawit. Salah satu lokasi yang petaninya mulai beralih tanaman yakni di Labuhan Batu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper