Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Senin (14/9/2015) merespons data ekonomi China.
“Baiknya retail sales serta industrial production China berpeluang memberikan sedikit sentimen positif terhadap rupiah hari ini,“ kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (14/9/2015).
Dikemukakan rapat Fed atau FOMC meeting menjadi fokus utama pasar uang, di saat sama indeks dolar AS masih turun.
Rangga mengatakan data ekonomi AS yang diumumkan akhir pekan lalu, belum juga berhasil meningkatkan harapan kenaikan suku bunga the Fed yang akan diumumkan pada FOMC meeting pada Kamis dini hari (17/9/2015).
Sementara itu, ujarnya, inflasi produsen masih negatif. Itu tercermin pada indeks dolar yang terus turun bersamaan dengan yield US Treasury.
Di sisi lain, tambahnya, euro terus menguat. Akibat konsistensi perbaikan data ekonomi Zona Euro, serta meredanya masalah utang Yunani.
Pada Jumat, rupiah menguat tipis hingga menutup perdagangan Jumat (11/9/2014).
Rangga mengatakan paling tidak tiga faktor akan menjaga tekanan pelemahan pada rupiah, yaitu ketidakpastian menjelang FOMC meeting, penurunan harga komoditas, serta pengumuman pertumbuhan ekspor dan impor Agustus yang bisa menjadi petunjuk laju pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.