Bisnis.com, JAKARTA—Bursa Asia tidak menunjukkan tanda-tanda guncangan terburuk sejak 2012 seperti pada bulan lalu setelah indeks manufaktur China turun ke level terendah dalam tiga tahun.
Setelah mengalami salah satu periode guncangan pasar paling hebat akibat krisis keuangan global, para investor terus memantau data bagaimana dampak ekonomi China terhadap ekonomi global.
Data lainnya menunjukkan penurunan harga konsumen di Thailand dan inflasi yang cukup tinggi di Indonesia.
"Tren perlambatan sudah sangat jelas dialami China,” ujar Masaaki Yamaguchi, Equity Market Strategist Nomura Holdings Inc sebagaimana dikutip
Bloomberg, Selasa (1/9/2015). Menurutnya hal itu tidak mengagetkan, namun pasar menjadi sensitif atas apa yang terjadi di China.
Indeks MSCI Asia Pasifik turun hingga hari kedua atau melemah 1,3% pada pukul 13:44 waktu Tokyo setelah terpuruk paling dalam sejak Mei 2012 bulan lalu.
Indeks Topix Jepang turun 2,5%. Sedangkan Indeks Shanghai Composite turun 1,1% terkait seiring munculnya kekhawatiran bahwa intervensi pemerintah untuk meningkatkan nilai saham akan gagal.