Bisnis.com, JAKARTA— Rupiah menyentuh level baru setelah ditutup melemah 42 poin atau terdepresiasi 0,30% ke Rp13.885 per dolar AS.
Bloomberg Dollar Index mengemukakan saat dibuka hari ini, Kamis (20/8/2015) rupiah menguat 23 poin atau 0,17% ke Rp13.820/US$.
Pada pukul 08:05 WIB, rupiah menguat 16 poin atau 0,12% ke Rp13.827/US$, dan bergerak di kisaran 13.816—13.829.
Rupiah menyentuh level baru setelah ditutup melemah 42 poin atau terdepresiasi 0,30% ke Rp13.885 per dolar AS.
Rupiah melemah 12 poin atau terdepresiasi 0,09% ke Rp13.855 per dolar AS pada pukul 14:19 WIB.
Depresiasi rupiah sejalan dengan penguatan dolar. Indeks dolar menguat 0,15% ke level 96,504 pada pukul 14:11 WIB.
Rupiah melemah 11 poin atau 0,08% ke Rp13.854/US$ setelah sempat dibuka menguat.
“(Rupiah melemah) karena penguatan dolar AS. Kedua,karena ada pengaruh di China. Walaupun kita lihat awal (perdagangan atau) pagi ada upaya intervensi Bank Indonesia, (sehingga) rupiah menguat. (Namun) intervensi sepertinya kurang kuat,” kata Analis Teknikal Bahana Securities Muhammad Wafi saat dihubungi hari ini, Kamis (20/8/2015).
Rupiah diperdagangkan di level Rp13.848 per dolar AS pada jeda siang bursa saham, terdepresiasi 5 poin atau melemah 0,04% dari level penutupan kemarin
Mata uang di Asia Tenggara mayoritas melemah, hanya dolar Singapura yang mampu menguat 0,1%.
Lainnya melemah, yaitu peso Filipina (-0,08%), ringgit Malaysia (-0,18%), baht Thailand (-0,02%), dan rupiah melemah 0,04% ke Rp13.848/US$.
Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) kembali terdepresiasi pada Kamis (20/8/2015) Rupiah masih tertekan meski momentum penguatan dolar mereda.
Data yang diterbitkan BI pagi ini menempatkan Jisdor di Rp13.838 per dolar AS, melemah 14 poin atau turun 0,10% dari kurs Jisdor Rabu.
Bloomberg Dollar Index mengemukakan saat dibuka hari ini, Kamis (20/8/2015) rupiah menguat 23 poin atau 0,17% ke Rp13.820/US$.
Pada pk. 08:05 WIB, rupiah jadi menguat 16 poin atau 0,12% ke Rp13.827/US$, dan bergerak di kisaran 13.816—13.829.
Indeks dolar AS seperti dikutip dari Bloomberg, pada perdagangan hari ini, Kamis (20/8/2015) dibuka menguat 0,11% ke 96,469.
Indeks dolar AS anjlok pada penutupan perdagangan Rabu.
Dolar anjlok setelah bank sentral Federal Reserve untuk catatan Juli menyatakan adanya kekhawatiran atas inflasi, dan masih berlanjutnya pelemahan minyak.
Spekulasi kemudian beredar jika Fed Rate belum akan naik apda September 2015.
“Harga minyak telah jatuh 16% sejak pertemuan FOMC Juli. Ini membuktikan disinflasi," kata Raiko Shareef, Ahli Strategi Pasar Bank of New Zealand Ltd seperti dikutip Bloomberg, Kamis (20/8/2015).
Pejabat Fed mengatakan membutuhkan data inflasi yang diinginkan untuk lebih percaya diri guna menaikkan suku bunga.
Pertemuan memang terjadi sebelum China memberikan kejutan melakukan devaluasi yuan pada 11 Agustus.
Indeks dolar AS pada penutupan Rabu anjlok 0,7% ke 96,359