Bisnis.com, JAKARTA - Harga CPO semakin merosot pada (13/8) setelah kemarin ditutup jatuh melewati level 2.000 ringgit per ton.
Kontrak berjangka CPO untuk Oktober 2015, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, dibuka jatuh 1,05% ke harga 1.974 ringgit atau Rp6,78 juta per ton.
Komoditas tersebut terus diperdagangkan pada harga yang lebih rendah dari harga penutupan kemarin dan berada di level 1.981 ringgit per ton pada pukul 10.17 WIB atau melemah 0,7%.
Kemarin, CPO ikut anjlok bersama harga komoditas lain terseret sentimen devaluasi yuan. CPO ditutup merosot 2,21% ke level paling rendah sejak September 2014 di 1.995 ringgit per ton.
Devaluasi yuan membuat impor CPO semakin mahal bagi pabrik-pabrik di China, konsumen CPO terbesar kedua di dunia.
Donny Khor dari RHB Investment Bank di Kuala Lumpur kemarin mengatakan kepada Bloomberg harga CPO bisa semakin tertekan jika harga minyak kedelai dan minyak mentah kembali merosot.
Harga minyak WTI hari ini berfluktuasi dan sempat melemah hingga 0,3% dan diperdagangkan turun 0,05% ke US$ 43,28/barel pada pukul 10.25 WIB.
Pergerakan harga minyak kedelai juga berfluktuasi, turun hingga 0,44% ke harga US$29,29/pound kemudian menguat hingga 0,44% ke US$29,55/pound.
Pergerakan Harga Kontrak CPO Oktober 2015
Tanggal | Level | Perubahan |
13/8/2015 (10.17 WIB) | 1.981 | -0,70% |
12/8/2015 | 1.995 | -2,21% |
11/8/2015 | 2.040 | +0,54% |
10/8/2015 | 2.029 | -0,64% |
7/8/2015 | 2.042 | -0,15% |
Sumber: Bloomberg