Bisnis.com, JAKARTA—IHSG anjlok di akhir sesi I perdagangan Selasa (11/8/2015) terseret devaluasi yuan dan rupiah yang semakin melemah.
IHSG anjlok 2,15% atau 102,00 poin ke level 4.646,95 pada jeda siang, jatuh setelah dibuka menguat 0,31% ke level 4.763,63.
Analis Teknikal Bahana Securities Muhammad Wafi mengatakan rupiah yang terus merosot dan semakin tertekan oleh devaluasi yuan adalah faktor utama yang mendorog aksi jual di Bursa Efek Indonesia.
“[IHSG anjlok] karena China dan rupiah. Impact rupiah (sempat sampai) Rp13.700. Ini jelas akibatnya,” kata Wafi kepada Bisnis.com.
Data Bloomberg menyatakan rupiah sempat diperdagangkan di level Rp13.715 per dolar AS dalam bentuk kontrak non deliverable forward 1 bulan.
Adapun devaluasi Yuan sebesar 1,9% oleh People Bank of China membuat seluruh mata uang Asia tertekan dan dolar AS semakin terapresiasi.
Dari 517 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, sebanyak 52 saham menguat, 212 saham melemah, dan 253 saham stagnan pada jeda siang.
Investor mengobral saham-saham berkapitalisasi besar. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menjadi penekan utama setelah anjlok 3,38%, diikuti oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang merosot 3,31%.
Penguatan terjadi pada dua saham media. PT Intimedia Capital Tbk (MDIA) melonjak 10%, sedangkan samah PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) naik 0,85%.
Seluruh 9 indeks sektoral bergerak di zona merah dengan penurunan tertajam terjadi pada indeks sektor industri dasar yang jatuh 4,53%.
Indeks Bisnis27 anjlok 2,73% pada jeda siang ke level 389,46 setelah pagi tadi dibuka menguat 0,51% ke level 402,45.